Salah satu kompetensi yang dibutuhkan individu untuk menghadapi tantangan Abad 21 adalah kompetensi literasi digital (cerdas dalam memanfaatkan teknologi informasi dan internet). Pendidikan tentu berperan dalam upaya mengembangkan potensi literasi digital agar dimiliki oleh peserta didik. Sehingga, revisi terhadap kurikulum terus dilakukan supaya bisa menyesuaikan dengan perkembangan teknologi, tantangan, dan kebutuhan zaman. Kurikulum yang diterapkan di Indonesia saat ini adalah Kurikulum 2013 yang bertujuan untuk mengembangkan bakat, minat, dan potensi peserta didik agar berkarakter, kompeten dan literat. Upaya untuk mencapai tujuan dapat dilakukan melalui kegiatan belajar dan mengajar. Pada dasarnya, belajar merupakan perubahan mental dan perilaku secara permanen akibat dari pengalaman. Hadirnya pengalaman merupakan bagian dari intervensi pendidik sebagai fasilitator yang memberikan variasi strategi, metode, dan media ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar. Berkaitan dengan tujuan belajar, Bloom pada tahun 1950-an mengembangkannya sebagai struktur untuk memahami pembelajaran yang terdiri atas 3 (tiga) domain psikologis meliputi : 1) Kognitif - memproses informasi; 2) Afektif - Sikap dan perasaan; dan Psikomotor - keterampilan manipulatif atau fisik.
Taksonominya Bloom berkembang dari Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah (LOTS) ke Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS). Berpikir dengan prinsip logika, yakni Anda tidak dapat memahami sebuah konsep jika Anda tidak mengingatnya terlebih dahulu, demikian pula Anda tidak dapat menerapkan pengetahuan dan konsep jika Anda tidak memahaminya. Bloom menggambarkan setiap kategori sebagai kata benda yang disusun dari urutan terendah ke urutan tertinggi. Pada tahun 2001, taksonomi Bloom kembali direvisi dengan menyusun ulang urutan kategori dan menggunakan kata kerja daripada kata benda untuk menggambarkan setiap kategori. Transformasi pembelajaran abad 21 telah merubah pola proses pembelajaran yang dapat dimulai kapan saja dan dimana saja tanpa batas ruang dan waktu. Hal ini didukung munculnya ragam teknologi digital dan akses internet yang berkembang pesat. Maka, Digital Taxonomy Bloom bertujuan untuk memberitahu instruktur tentang cara menggunakan teknologi dan alat digital untuk memfasilitasi pengalaman dan hasil belajar siswa. Bloom memfokuskan bagaimana alat digital dapat bertindak sebagai kendaraan untuk mengubah pemikiran siswa di tingkat yang berbeda. Berikut tingkatan, deskripsi, dan alat digital versi Digital Taxonomy Bloom.
Tingkatan
Deskripsi
Contoh Penerapan
Remembering (Mengingat)
Mampu mengambil informasi; temukan dan akses sumber daya yang diperlukan.
Identifikasi mesin legal, seperti Google (www.google.com) dan memahami cara kerjanya.
Masukkan kata kunci di kotak teks dan klik tombol pencarian dan ikuti tautan ke sumber lebih lanjut.
Understanding (Memahami)