Lihat ke Halaman Asli

Diana Damayanti

Mahasiswa semester 7 FIA Universitas Islam Malang

Anak-Anak Bahagia dengan Membaca Sastra

Diperbarui: 18 Juli 2022   15:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak sedang membaca buku (Sumber: Unsplash)

Anak mempunyai rasa ingin tahu untuk mengeksplorasi dunia sekitar. Eksplorasi rasa ingin tahu dapat dipenuhi lewat berbagai cara, salah satunya adalah bacaan sastra. Bacaan anak sebenarnya cukup beragam, mulai cerita lucu, cerita dongeng, fiksi, puisi, komik, dan hingga bacaan yang berbicara tentang berbagai informasi terbaru dan faktual. Anak butuh membaca karena sejatinya kebutuhan anak dan orang dewasa dalam hal informasi tidak berbeda. 

Jika orang dewasa leluasa memilih bacaan dan atau informasi yang ingin dibaca, maka anak-anak perlu pendampingan.  Kegemaran anak-anak dapat dibentuk melalui buku cerita yang disukai anak-anak mengingat anak-anak di usia Sekolah Dasar mampu bernalar  secara logis terkait beberapa objek dan peristiwa  (Piaget, 2016), (Ambarwati, 2017). Bacaan sastra yang tepat berperan menunjang pertumbuhan dan perkembangan berbagai aspek dalam diri seorang anak anak. 

Tingkat keterampilan membaca anak-anak Indonesia, terutama untuk kategori kelas awal yakni kelas 1-3 sekolah dasar masih rendah. Berdasarkan hasil Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia (AKSI) Puspendik Kemendikbud tahun 2016, 46.83% yang dikutip dari ((https://litbang.kemdikbud.go.id/berita-detail/21) bahwa  pelajar kelas 4 SD tergolong kurang mampu membaca. Selain kurangnya minat baca, ketersediaan buku dan akses buku juga jadi masalah lain. Khususnya bacaan sastra bagi anak kurang mendapat perhatian, acap kali mendapat diskriminasi dari penulis sastra.

Sastra anak merupakan karya sastra yang dituliskan dan diperuntukkan bagi anak. Sastra anak-anak kerap dipahami sebagai studi yang menyenangkan dan menghibur, mengingat buku anak-anak dipersepsikan jauh dari perkara intelektual  (Hunt, 1994) dalam (Ambarwati, 2017). Persepsi ini membuktikan bahwa keberadaan sastra anak belum memperoleh perhatian yang memadai serta serius. Padahal sastra anak yang berkualitas mampu memberikan pencerahan batin signifikan pada kehidupan anak. Hal ini terjadi karena sastra berpotensi memberikan inspirasi serta imajinasi kepada anak untuk membangun keinginan-keinginannya. 

Sebagai bagian dari kebudayaan nasional, sastra Indonesia memiliki kedudukan yang strategis, yakni sebagai wahana ekspresi budaya dalam  memupuk kesadaran sejarah semangat dan solidaritas kebangsaan. Dalam kedudukannya sebagai wahana ekspresi budaya, dijelaskan oleh Alwi dan Sugono dalam Abdul Wahid (2019: 12) bahwa sastra Indonesia mempunyai tanggung jawab sosial untuk pertama, menumbuhkan rasa kenasionalan; Kedua, menumbuhkan solidaritas kemanusiaan, dan; Ketiga, merekam perkembangan kehidupan masyarakat Indonesia. 

Pentingnya orang tua mendampingi anak membaca (Sumber: Unsplash)

Bacaan sastra anak yang berkualitas memampukan seorang anak dapat mengelola emosi dengan baik. Roettger (dalam Kartika, 2015: 104) menggambarkan bahwa sastra anak memiliki kegunaan bagi anak dan dunianya. Kegunaan itu, pertama, sastra menyajikan kesenangan, kegembiraan, dan kenikmatan bagi anak. Nilai seperti ini akan sampai apabila sastra dapat memperluas cakrawala berpikir anak dengan cara menghadirkan pengalaman serta wawasan baru. 

Kedua, sastra dapat mengembangkan imajinasi anak-anak dan membantu mereka mempertimbangkan dan memikirkan alam, manusia lain, pengalaman, atau gagasan. Karya sastra yang baik dapat membangkitkan rasa keingintahuan sang anak terhadap peristiwa yang terjadi di lingkungan hidup mereka. 

Ketiga, sastra dapat memberikan pengalaman-pengalaman seru yang seolah-olah dialami sendiri oleh anak. Keempat, sastra dapat mengambangkan wawasan anak menjadi perilaku insani (human behavior). Kelima, sastra dapat menyajikan serta memperkenalkan kesemestaan pengalaman kepada anak. Sastra membantu anak-anak ke arah pemahaman yang lebih luas mengenai ikatan-ikatan, hubungan-hubungan umat manusia. 

Ini juga diperkuat dengan pendapat Murti Bunanta dan Farida (2018: 2) bahwa anak-anak dapat belajar pendidikan moral dengan membaca karya sastra yang baik. Karakter dan peristiwa di cerita memberi kesempatan kepada anak-anak untuk menggambar pelajaran mandiri seperti membedakan yang baik dan yang buruk perbuatan, belajar berempati terhadap orang lain, belajar membuat keputusan untuk memecahkan masalah.

Keempat, dengan bacaan sastra anak akan membantu pada keterampilan berkomunikasi. Bahasa sebagai alat komunikasi yang paling dasar, dan anak-anak terbiasa hidup dengan bacaan secara tidak langsung akan terbiasa melihat struktur kalimat yang baik, juga menyerap berbagai kosakata. Hal ini akan berbanding lurus dengan cara seorang anak dalam berbicara untuk menjelaskan sesuatu secara lebih baik dibanding anak seusianya yang kurang akrab dengan bacaan sastra.

Melalui sastra, anak-anak akan termanjakan dan meraih kebahagian imajinasi. Kenikmatan masa kanak dialirkan melalui kebebasan untaian kata-kata sastrawi yang masuk pada dunia mereka. Menyajikan bacaan anak sastra pada anak sebagai cara untuk melawan maraknya penggunaan teknologi di zaman sekarang. Dunia teknologi yang membuat anak-anak seolah dicengkeram dengan banyak ketakutan dan teror pada dunia kanak-kanak. Informasi media massa seperti mendikte ancaman pada anak-anak sekaligus kecemasan orang tua. 

Namun yang menjadi permasalahan bagi anak terkadang keterbatasan anak dalam menjangkau bacaan sastra. Dalam hal ini butuh peran orang tua sebagai pendamping bagi anak. Orang tua dapat memberi arahan agar bacaan anak bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuannya. Dengan arahan dari orang tua anak akan lebih terarah dalam melakukan bacaan.

Berbagai kandungan generos yang berfungsi pada perkembangan otak anak (Sumber: generosindonesia.id)

Orang tua dapat menemani atau bisa dengan membacakan cerita anak. Pendampingan orang tua juga dibutuhkan untuk memilih nutrisi yang sesuai bagi kecerdasan anak. Dengan nutrisi yang sesuai anak akan lebih mudah menjangkau bacaan sastra. Salah satu produk unggulan yang bisa dimanfaatkan untuk pertumbuhan kecerdasan anak adalah generos. Generos merupakan produk multivitamin otak anak yang memiliki 5 kebaikan alam. Produk ini diolah secara khusus melalui proses fermentasi agar dapat menutrisi otak anak dan membantu mengatasi berbagai macam masalah gangguan perkembangan anak. 

Kandungan Ikan sidat yang kaya vitamin dan kaya nutrisi terbaik pada generos akan membentuk perkembangan otak, meningkatkan daya ingat, mencegah kepikunan, dan menumbuhkan neuron otak yang tidak aktif. Sehingga generos sebagai nutrisi kecerdasan anak akan membantu percepatan daya serap anak pada bacaan. 


Sumber Rujukan:

Ambarwati, Ari. (2017). Kajian Feminisme Dalam Karya Sastra Anak. Seminar Nasional dan Launching ADOBSI. (http://adobsi.org/wp-content/uploads/2015/07/Ari-Ambarwati.pdf ).

Bunanta, Murti & Farida, Ida. (2017). Islamic Values in Indonesian Religious Books for Children. Advances in Social Science, Education and Humanities Research (ASSEHR), 154 (2) (http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0

https://generosindonesia.id/?gclid=Cj0KCQjwidSWBhDdARIsAIoTVb05o6mG84UfOt-FgFXBH1SuM8XIWLNcRVauXuR6NqJpMjtB4HoC6V0aAow0EALw_wcB

Wahid, Abdul. (2019). Nilai Tanggung Jawab Tokoh Dira Dalam Novel Panca In Dira Karya Robby Fibrianto Sirait: Analisis Sosiologi Sastra. Skripsi Universitas Sumatera. (http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/23125/150701021.pdf?sequence=1&isAllowed=y

#generos #vitaminotak #testimoni



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline