Lihat ke Halaman Asli

Dian Cahyadi

Universitas Negeri Makassar

Berpikir Desain (Design Thinking): Desain Berbasis Emosi (Emotion-Centered Design)

Diperbarui: 22 September 2023   22:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Desainer-desainer pengalaman pengguna (UX) saat ini dan kedepannya semakin mengakui pentingnya pengaruh unsur emosi menjadi pertimbangan dalam pengembangan produk dan layanan. Memahami dan merancang pengalaman yang membangkitkan emosi positif dapat memiliki dampak besar pada keberhasilan suatu produk atau layanan.

Ketika pengguna merasa bahagia, puas, atau nyaman saat menggunakan produk atau layanan kita, mereka cenderung tetap setia. Loyalitas pengguna adalah faktor penting dalam mempertahankan pangsa pasar dan mengurangi tingkat pemutusan hubungan. loyalitas pengguna adalah faktor kunci dalam mempertahankan pangsa pasar dan mengurangi tingkat pemutusan hubungan. Ketika pengguna merasa bahagia, puas, atau nyaman saat menggunakan produk atau layanan kita, mereka cenderung memiliki hubungan yang lebih kuat dengan merek kita, yang dapat menghasilkan beberapa manfaat penting.

Pengguna yang loyal cenderung tetap menggunakan produk atau layanan kita dalam jangka waktu yang lebih lama. Ini berarti mereka akan terus menghasilkan pendapatan bagi bisnis kita, mengurangi tingkat pemutusan hubungan, dan meningkatkan retensi pelanggan. Memperoleh pelanggan baru seringkali lebih mahal daripada mempertahankan pelanggan yang sudah ada. 

Oleh karena itu, dengan memiliki pangsa pasar yang setia, kita dapat mengurangi biaya pemasaran dan penjualan yang diperlukan untuk mendapatkan pelanggan baru. Pengguna yang puas dan setia lebih cenderung merekomendasikan produk atau layanan kita kepada orang lain. Ini adalah bentuk promosi alami yang sangat efektif dan dapat membantu kita memperluas basis pelanggan kita tanpa biaya tambahan.

Saat bisnis menghadapi tantangan atau kesalahan terjadi, pelanggan yang loyal cenderung lebih bersedia memberikan dukungan dan kesempatan kedua daripada pelanggan yang tidak memiliki keterikatan yang kuat dengan merek kita. Pelanggan yang loyal seringkali lebih terbuka untuk memberikan umpan balik yang jujur dan konstruktif. Ini dapat membantu kita memahami lebih baik kebutuhan pelanggan kita dan membuat perbaikan yang relevan pada produk atau layanan kita.

Dengan memiliki basis pelanggan yang setia, kita memiliki dasar pendapatan yang stabil yang dapat membantu melindungi bisnis kita dari fluktuasi pasar atau perubahan tren. Untuk mencapai loyalitas pelanggan, penting untuk terus berkomunikasi dengan pelanggan kita, memberikan layanan pelanggan yang baik, dan terus memperbaiki produk atau layanan kita sesuai dengan umpan balik mereka. Merancang pengalaman yang memicu emosi positif, seperti kebahagiaan, puas, atau kenyamanan, adalah salah satu cara yang kuat untuk membangun dan mempertahankan loyalitas pelanggan dalam jangka panjang.

Pengguna yang merasakan emosi positif seringkali akan berbicara baik tentang produk atau layanan kita kepada teman dan keluarga mereka. Ini dapat menghasilkan promosi alami dan pengaruh positif dalam memperluas basis pelanggan kita. Sebab, emosi positif juga dapat meningkatkan keterlibatan pengguna. Ketika pengguna merasa senang atau terhubung secara emosional dengan produk atau layanan kita, mereka cenderung lebih aktif dalam berinteraksi dengan itu, yang dapat meningkatkan retensi dan penggunaan.  

Saat produk atau layanan dirancang dengan mempertimbangkan emosi pengguna, kita cenderung memiliki pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan, preferensi, dan masalah pengguna. Ini dapat membantu kita menghasilkan perbaikan yang lebih baik dan lebih efektif pada produk atau layanan. Lebih lanjut, bagaimana mempertimbangkan emosi pengguna dalam dua contoh tersebut telah membantu tim desainer untuk memahami kebutuhan, preferensi, dan masalah pengguna serta menghasilkan perbaikan yang lebih baik dan lebih efektif pada produk atau layanan.

Sebagai contoh terkait aplikasi media sosial. Pada contoh ini, tim desainer aplikasi media sosial memahami bahwa pengguna sering merasa stres dan cemas saat menggunakan platform mereka. Dengan mempertimbangkan emosi pengguna ini, tim desainer mulai melakukan riset lebih lanjut tentang mengapa pengguna merasa stres. Mereka mengadakan wawancara dengan pengguna, melakukan survei, dan menganalisis data pengguna untuk memahami sumber stres yang paling umum. Berdasarkan pemahaman ini, mereka membuat perubahan pada desain antarmuka dan fitur aplikasi.

Mereka menambahkan alat pengaturan waktu dan pemberitahuan yang membantu pengguna mengendalikan waktu yang dihabiskan di platform. Mereka juga memperkenalkan fitur pengingat untuk mengingatkan pengguna agar beristirahat jika mereka telah menghabiskan terlalu banyak waktu di media sosial. Setelah perubahan ini diimplementasikan, tim desainer mengukur dampaknya dengan memantau tingkat kebahagiaan dan kepuasan pengguna serta jumlah waktu yang dihabiskan di aplikasi. Hasilnya, mereka menemukan bahwa pengguna merasa lebih baik dan lebih puas dengan pengalaman mereka, yang mencerminkan perbaikan yang lebih baik dalam hal emosi pengguna.

Contoh lainnya terkait pada produk kesehatan dan kebugaran. Pada contoh ini, perusahaan produk kesehatan dan kebugaran ingin menciptakan jam tangan pintar yang dapat membantu pengguna mencapai gaya hidup yang lebih sehat. Dengan mempertimbangkan emosi pengguna. Tim desainer merancang antarmuka yang memotivasi pengguna dengan memberikan pujian dan dorongan positif saat mereka mencapai tujuan kebugaran mereka. Mereka juga memasukkan elemen permainan yang membuat latihan terasa lebih menyenangkan, sehingga menginspirasi pengguna untuk tetap konsisten. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline