Baca judulnya aja ngeri ya? Jangan dong. Tulisan kali ini masih ditulis dengan topik yang ringan-ringan aja kok. Seringan pola hidup era 4.0. Era dimana semua unsur saling membantu dan membentuk ekosistem unik antara tradisional dan modern, otomatis dan manual, sampai dialog rasa monolog dan sebaliknya.
Dasar dari awal penulisan ini adalah saat mempelajari mata kuliah Creative Thinking di kampus Universitas Siber Asia tempat penulis saat ini belajar. Dalam salah satu materi yang dibawakan oleh Dosen Pengampu Dr. Merry Fridha Tripalupi., M. Si tersebut dibahaslah salah satu metode Scamper . Metode tentang membuat tahapan-tahapan dalam tugas dan pertanyaan, untuk mengembangkan ide kreatif.
Scamper ini sebetulnya singkatan dari Substitute, Combine, Adapt, Modify atau Magnify, Put into another use, Eliminate, dan Rearrange. Teknik yang dikenalkan oleh Bob Eberle ini intinya dilakukan untuk memancing kreativitas dengan sejumlah tugas dan pertanyaan pemicu yang dapat membantu menghasilkan ide-ide beragam dan pemecahan masalah yang solutif tapi kreatif, berdasarkan tahapan dalam singkatan Scramper tersebut.
Terus apa hubungannya Scamper ini sama Marketing era 4.0? Nah jadi gini, Marketing 4.0 hadir dengan konsep pemasaran yang lebih maju seiring dengan perkembangan teknologi digital. Jika dulu era marketing 1.0 lebih fokus pada penjualan produk, lalu 2.0 fokus pada pelanggan, sementara 3,0 fokus pada kemanusiaan, maka dunia marketing saat ini sudah berkembang menjadi marketing 4.0 yang lebih terfokus pada penggunaan interaksi secara online dan offline. Saling bantu, saling kombinasi, untuk jangkauan yang tinggi.
Belajar dari Jurnal Publik yang berjudul "Social Factors and Social Media Usage Activities on Customer Path 5A Continuity Due to E-Marketing Communication" yang ditulis oleh Agustina Multi Purnomo, secara garis besar Marketing 4.0 ini mengacu pada perjalanan pelanggan dalam melakukan keputusan pembelian melalui kelima tahapan atau disebut 5A.
1. Aware
Aspek 5A pertama yang terdapat dalam marketing 4.0 adalah aware. Di sini, pelanggan sudah tahu tentang merk, nama toko, atau produk yang dijual. Mereka sudah sadar akan eksistensi brand atau produk yang dijual perusahaan lewat media tradisional seperti brosur dan iklan di televisi. Mudahnya, tahap ini dapat disingkat menjadi, “I know.”
2. Appeal
Dalam tahap ini audiens sudah mulai merasa tertarik dengan produk yang dijual. Pelanggan juga sudah mulai berpikir apakah mereka benar-benar membutuhkan produk yang mereka suka? Apakah mereka harus membeli produk tersebut? Atau yang jual menarik perhatian atau simpati mereka untuk beli? Singkatnya, tahap ini dapat disingkat menjadi, “I like” atau momen di mana pelanggan memahami kebutuhan mereka.
3. Ask
Karena ketertarikan audiens pada sebuah produk dan setelah selesai menimbang-nimbang, mereka akan masuk ke dalam tahap “ask” atau pencarian informasi yang mendalam tentang produk yang mereka sukai. Proses pencarian bisa bermacam-macam, dari nanya teman, tanya penjual, browsing, atau bikin polling di sosial media.