Lihat ke Halaman Asli

Dian Purnama

klaverstory.com

Kiskendo Gua Heritage, Gua Sumitro dan Tegal Pule, Destinasi Wisata Pesona Kulon Progo

Diperbarui: 27 Maret 2021   09:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Kamis (18/03) saya memulai aktivitas lebih awal dari hari biasa. Sesuai dengan rundown acara yang dibagikan kami harus berkumpul jam 07.00 di kantor Dinas Parwisata D.I. Yogyakarta untuk mengikuti kegiatan Familiarization Trip yang diadakan oleh Dinpar Kulon Progo. Sepertinya kegiatan ini berlangsung setiap tahun, dari beberapa obrolan yang saya dengar ada beberapa peserta yang sudah ikut tahun lalu. Untuk saya ini kali pertama saya ikut. Perjalanan dari Yogyakarta ke Gua Kiskendo menempuh waktu kurang lebih 90 menit dengan menggunakan kendaraan pribadi. Dan ini pertama kali juga saya mengunjungi Gua Kiskendo dan mungkin perjalanan terjauh saya selama masa pandemi ini. Kami juga akan mengunjungi Gua Sumitro dan Tegal Pule. Rasanya sudah terlalu penat dan saatnya sedikit memberikan refreshing, dengan catatan tetap menjalanankan standar prokes yang ketat. 

Ada apa di Kulon Progo?

Wah dulu kalau ditanya ada apa di Kulon Progo, jawabannya pasti Pantai Glagah. Baru sekitar tahun 2015 saya mulai mengeksplorasi Kulon Progo, waktu itu ke obyek wisata Kali Biru dan Kebun Teh Nglinggo. Destinasi lain juga mulai saya kenal seperti puncak Suroloyo, puncak Kleco, Hutan Mangrove tetapi  belum sempat sampai di sana. Semenjak kepindahan bandara Yogyakarta atau yang lebih dikenal dengan Yogyakarta International Airport, Kulon Progo makin menunjukkan pesonanya. Sekarang ada 30 lebih destinasi wisata dan juga 11 desa wisata yang ada di Kulon Progo. Gua Kiskendo dan Gua Sumitro yang berada di kawasan Desa Wisata Jatimulyo dan Tegal Pule yang berada di desa wisata Dekso Banjararum.

Pintu masuk dan tiket box menuju Gua Kiskendo (Dok. pribadi)

Di sepanjang perjalanan menuju Gua Kiskendo di kanan kiri terdapat banyak sekali caf yang menawarkan pemandangan khas persawahan dan bukit-bukit. Tentu sayang untuk dilewatkan,sila mampir untuk sekedar menikmati secangkir kopi dan merasakan similir angin pegunungan yang membuat pikiran fresh. Tidak hanya kuliner dan wisata alam, batik juga menjadi potensi di Kulon Progo. Senada dengan Bapak Joko Musito SSn, MA Kepala Dinas Pariwisata Kulon Progo juga menyampaikan banyak sekali potensi di Kulon Progo. Sebagai Info terbaru bulan Maret ini ada 3 gunung api purba di Kulon Progo, Gunung Gajah, Gunung Ijo dan Gunung Kendil merupakan gunung api purba tertua di Pulau Jawa yaitu. Sedangkan Gua Kiskendo ditetapkan sebagai gua heritage dan gua tertinggi di Pulau Jawa yang berada di atas 800 dpl.

Sendratari Kiskendo Mrahaswara yang Menakjubkan

Penggalan sendratari Kiskendo Mrahaswara (Dok. pribadi)

Akhirnya kami tiba di Gua Kiskendo setelah kurang lebih satu setengah jam perjalanan, ternyata lokasi Gua Sumitro berada satu kompleks dengan Gua Kiskendo, hanya 10 menit berjalan kaki. Untuk masuk ke kawasan wisata Gua Kiskendo pengunjung cukup membayar tiket 6.000 rupiah per orang sesuai dengan harga yang mulai berlaku dari tanggal 5 Februari 2019. Rombongan harus mencuci tangan dan cek suhu badan oleh petugas, penggunaan masker juga wajib di area ini. 

Gua Kiskendo sangat erat dengan cerita Sugriwa Subali. Sebelum menyusuri Gue Kiskendo kami diajak untuk menyaksikan pagelaran sendratari Kiskenda Mrahaswara. Kagum sekaligus bangga karena semua pemain dalam sendratari ini adalah anak-anak muda putra dan putri daerah. Para seniman muda ini adalah generasi penerus yang mampu nguri-nguri warisan budaya. Pantas saja desa  Jatimulyo ini menjadi salah satu desa wisata karena memang memiliki banyak potensi. Saya benar-benar menikmati pertunjukkan, waktu 1 jam terasa singkat. Sepanjang pertunjukan saya tidak berhenti dibuat takjub terutama oleh kepiawaian adik-adik kecil menari, ditambah sesi akhir pertunjukkan yang dibuat sangat dramatis. Amphitheater out door dengan latar belakang bukit kecil hijau setema dengan cerita yang memang sebagian besar mengambil latar tempat di hutan.  

Di awal pertunjukkan, narasi cerita dibacakan dalam dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Kisah ini merupakan bagian dari kisah Ramayana. Sugriwa dan Subali mendapatkan tugas untuk menyelamatkan Dewi Tara yang diculik. Sosoknya muncul sebagai manusia kera dengan kostum bernuansa merah. Mendapat tugas mereka segera pergi ke Kiskendo kerajaan Mahesa Sura dan Lembu Sura tempat di mana Dewi Tara dibawa. Subali akan masuk ke dalam gua dan berpesan kepada Sugriwa yang menjaga di luar, jika aliran air yang keluar dari gua berwarna putih itu artinya Subali kalah, Sugriwa harus menutup pintu gua dengan batu. Sedangkan jika aliran air berwarna merah berarti Lembu Sura dan Mahesa Sura berhasil dikalahkan. 

Dok. pribadi

Lalu apa ya yang terjadi? Subali melihat aliran berwarna merah dan putih, Subali mengira kakaknya telah tewas oleh salah satu musuhnya dan segera menutup pintu gua. Di ujung sebelah atas tampak dua kain merah dan putih yang dibentangkan dari atas ke bawah, melambangkan aliran air yang dimaksud. Suara gendang makin keras dan tiba-tiba "duar", penonton bisa melihat sosok Subali yang bergantung di atas. Ya, menurut cerita Subali yang memenangkan pertempuran tidak bisa keluar dari dalam gua karena Subali telah menutupnya dengan batu. Sehingga dia pun menjebol bagian gua di bagian atas dan melompat keluar. Riuh tepuk tangan penonton menutup sendratari dengan sempurna.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline