Lihat ke Halaman Asli

Dian Purnama

klaverstory.com

Film "Mantan Manten," Bukan Kisah Cinta Biasa

Diperbarui: 10 April 2019   16:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pacarannya sama siapa nikahnya sama siapa. Yang dilamar siapa eh endingnya nikah ama yang lain. Mungkin karena inilah istilah mantan muncul ya, ada mantan pacar, mantan pasangan, mantan terindah juga ada dan mantan-mantan yang lain hehehe. 

Ya gitu deh kenapa mungkin kata mantan jadi punya makna yang "magis" secara emosional ya. Ketika mengenangnya, eh jangankan mengenang menyebutnya saja sudah ada berbagai reaksi, ada yang langsung nangis, ada yang baper, ada yang marah, ada yang nyesel dan macem-macemlah.  

Barangkali itulah efek samping yang akan dirasakan oleh penonton setelah nonton film terbaru produksi Visinema berjudul Mantan Manten yang dirilis di bioskop 4 April 2019 yang lalu.

Film yang bertemakan tentang cinta tapi kalau boleh saya bilang cinta yang ada di film ini bukan cinta biasa. Apalagi setelah tahu bahwa skenario filmnya ditulis oleh kolaborasi antara penulis Jenny Jusuf dan  Farisjad Latjuba yang juga sutradara film ini. 

Berkisah tentang Yasnina (Atiqah Hasiholan), seorang wanita khas ibukota, cantik, mandiri, jebolan sekolah luar negeri dan berkarir cemerlang sebagai manager investasi. Kisah asmaranya secemerlang dengan kehidupannya, Nina panggilan Yasnina, bertunangan dengan Surya (Arifin Putra), tampan, kaya dan sangat mencintainya.

Jakarta vs Tawangmangu

Hiruk pikuk dan glamornya jakarta tergantikan oleh sunyi, berkabut dan sederhananya suasana sebuah tempat bernama Tawangmangu di Karanganyar, Solo. Nina harus memulai kehidupan barunya di sana setelah dikhianati oleh Iskandar (Tyo Pakusadewo). 

Karirnya hancur dan meludeskan harta bendanya kecuali satu villa yang tersisa di Tawangmangu itu. Namun vila tersebut masih ditinggali oleh si pemilik. Bertemu dengan Maryati (Tutie Kirana) seorang paes/dukun manten barangkali menjadi salah satu takdir hidup dan dimulainya cinta baru bagi  Nina.

Hadirnya Tawangmangu membawa kenangan beberapa tahun lalu, kala itu saya ditempatkan bekerja di Karanganyar dan cukup sering bertugas Tawangmangu. 

Rasa kangen saya dengan tempat itu sedikit terobati kala melihat beberapa kali sang sutradara mengambil gambar suasananya. Jadi saya sedikit paham perasaan Nina ketika (harus) mau tidak mau tinggal disana. Apalagi Nina harus menjalani pilihan yang sulit menjadi asisten perias manten sebagai syarat dari Maryati agar Nina bisa menjual villa tersebut.

Manten dalam budaya Jawa

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline