Lihat ke Halaman Asli

Sekolah Rakyat di Indonesia

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Menarik sekali membaca artikel yang berjudul Volkshochschule (Sekolah Tinggi Rakyat) Jerman Nonakademik karena sangat berbeda sekali jika dibandingkan dengan sekolah rakyat yang berada di Indonesia. Jika kita bandinglan sekolah rakyat antara di Jerman dan di Indonesia tentu saja sangat jauh perbedaannya.

Volkshochschule (Sekolah Tinggi Rakyat) Jerman Nonakademik sangat diperhatikan dan sangat diprioritaskan oleh pemerintah Jerman. Sekolah ini diperuntukkan untuk rakyat atau warga di Jerman yang kurang mampu untuk mengikuti/melanjutkan sekolah tinggi akademik. Dalam hal ini Pemerintah Jerman juga sangat memperhatikan kualitas, mutu dan mata pelajaran apa yang diberikan pada sekolah rakyat ini. Tak ada perbedaan antara sekolah tinggi Rakyat Nonakademik di Jerman dan sekolah tinggi Akademik di jerman. Dalam sekolah ini dapat dipelajari kursus Bahasa Jerman dan bahasa-bahasa asing lainnya, bermacam-macam jenis Olah Raga, Komputer, Seni Prakarya, Tari, Musik, Touristik, Politik, Seminar, Study tour bahkan mengadakan kursus karena permintaan sekelompok warga.Yang lebih unik lagi adalah pada sekolah ini juga menyediakan kursus-kursus untuk wanita hamil misalnya senam hamil,senam untuk bayi dan ibu hamil, dsb. Sekolah ini diperuntukkan usia 0-99 tahun. Warga Jerman merespon sekolah rakyat ini  dengan sangat baik dan menunjukkan begitu besarnya ketertarikannya pada sekolah rakyat ini.

Sedangkan di Indonesia, Sekolah Rakyat adalah sebuah perjuangan yang dirintis oleh para pejuang-pejuang bangsa Indonesia di masa penjajahan dahulu untuk rakyatnya. Sekolah ini didirikan atas swadaya dari rakyat dan prakarsa para pejuang kemerdekaan Indonesia. Sekolah rakyat yang pertama didirikan diberi nama Sekolah Dasar Negeri Inpres karena Instruksi Presiden Republik Indonesia.

Saat ini sekolah rakyat berupa kejar paket A,B,dan C. Kejar paket A diperuntukkan untuk sekolah dasar, kejar paket B diperuntukkan untuk sekolah menengah pertama dan kejar paket C diperuntukkan untuk sekolah menengah atas yang masing-masing ditempuh selama 3 tahun. Namun pada pelaksanaannya sekolah rakyat ini dibedakan dengan sekolah formal negeri, mulai buku-buku yang digunakan juga cara mengajar guru-gurunya. Respon masyarakat Indonesia tentang sekolah ini pun kurang baik, mereka merasa malu untuk mengikuti program sekolah rakyat yang diprakarsai oleh pemerintah ini karena tanggapan dunia kerja di Indonesia bagi siswa yang mengikuti program ini pun berbeda. Seperti merasa dipandang sebelah mata dalam dunia kerja dan juga oleh masyarakat itu sendiri. Pelaksanaan program sekolah rakyat di Indonesia saya rasa kurang bagus dan berjalan sangat, sangat kurang memuaskan.

Jadi menurut saya setelah membaca artikel diatas  Indonesia seharusnya meniru atau lebih tepatnya memperbaiki semua sistem sekolah rakyat kurang lebih seperti sekolah rakyat di Jerman karena banyak terdapat banyak sakali perbedaan yang dapat kita rasakan baik dari pelaksanaannya, respon dari masyarakat, serta campur tangan pemerintah terhadap masalah ini. Terima kasih, saya harap dapat memberikan manfaat bagi anda para pembaca sekalian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline