SAYA AKAN MEMULAINYA DARI PENGERTIAN SERTIFIKAT ITU SENDIRI
SERTIFIKAT menurut pengertian bahasa Indonesia adalah tanda atau surat keterangan pernyataan tertulis atau tercetak dari orang yang berwenang yang dapat digunakan sebagai bukti pemilikan atau suatu kejadian. PENCERAMAH atau USTADZ itu adalah orangnya. Kemudian timbul pertanyaan, Apakah penceramah itu sebaiknya good looking dan bersertifikat? Apakah Penceramah radikal itu sangat berbahaya untuk membelah bangsa?
Coba kita analisis!!
SAYA AKAN MASUK KEDALAM RASIO PEMIKIRAN SAYA DAN KEMUDIAN SAYA AKAN MENGKRITIKNYA SECARA RASIONALIS:
Coba kita apriori kan melaui 1 literasi saja " Jika Seseorang meninggal dunia maka terputus amalannya kecuali 3 perkara. Point saya adalah " ilmu yang bermanfaat". Coba saya hubungkan dengan sertifikat. Saya mencontohkan" Anak 10 tahun hafidz Quran dan mengajarkan ilmu pengetahuan agama kepada semua orang dewasa, remaja, anak-anak bahkan orang tua juga mualaf. Kemudian anak ini datang ke Kemenag RI. Dia bilang " Pak, saya dikasih sertifikat juga?
Point saya adalah ilmu boleh dimiliki siapa saja sekalipun anak berusia 10 tahun tanpa harus dibebani sertifikat. Apa penceramah 10 tahun itu dianggap radikal? Saya yakin dan percaya bahawa anak 10 tahun yang dianggap radikal itu tidak akan membelah bangsa meskipun dalam jumlah yang cukup banyak. Justru sebaliknya karena pemikiran radikal anak 10 tahun itulah islam akan mencerahkan keislaman bangsa.
KEMUDIAN SAYA AKAN MEMBANDINGKAN DENGAN ANALISIS EMPIRIS SAYA: BEGINI:
Ada 8200 sertifikat yang akan disediakan kementerian agama. Pertanyaannya Apakah sertifikat dapat menyelesaikan masalah? Pemerintah sebaiknya mencoba pecahkan masalah masalah yang lebih substantif tentang keagamaan Indonesia terutama masalah keterbelahan umat islam dan agama lainnya. Itu yang penting.
Point saya adalah pemerintah harus membuat program program yang lebih dapat dianalisis logis dan empirisnya terutama dampaknya pada agama itu sendiri dan masyarakat. Kemudian mengeksekusi program tersebut dengan hati-hati secara dialogis dalam mengembangkan diksi positif pada publik dengan tidak membuat resah, marah dan rasa curiga masyarakat yang menimbulkan kesan bahwa pemerintah dianggap salah dalam mengambil keputusan. Point saya adalah pemerintah dalam membuat literasi bisa diuji dengan akal sehat melaui tesis dan antithesis sebelum tumpah ke ruang publik.
UJI COBA saya tentang TESIS akal sehat dan ANTI TESIS penguasa
Kalau seandainya penceramah bersertifikat itu nantinya ada bagaimana kalau dibalik dengan wacana: