“Baiklah...tengah ku upayakan rinduku tak mengusikmu”
Begitulah kerap kali hatiku berjanji
Seakan maklum
Seolah kuat
Sepertinya mampu
Kerap kali itu pula hatiku ingkar janji
Bukankah tak mengapa ?
Bukankah tak ada yang salah ?
Bukankah aku punya hak istimewa ?
Selalu demikian itulah serangan baliknya
Lantas ia pun belingsatan mencari-cari alasan