Lihat ke Halaman Asli

Galau Hati Tyas

Diperbarui: 17 Juni 2015   23:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dia termangu di depan pintu kamar itu. Hatinya ragu tuk mengetuk. Suara dengkur halus dari dalam kamar itu membuat tangannya seolah tertahan.

“Ada apa Tyas”

Tersentak dia mendengar suara di belakangnya. Hatinya lega seketika kala menemukan wajah teduh ibunya berada tepat di belakangnya.

“Ibu, Tyas ingin main ke rumah Dina”.

“Lalu kenapa Kamu mematung lama di depan pintu seperti tadi?” tanya Ibu

“Aku takut meminta izin, aku masih ingat kemarahan Ayah kemarin”.

“Tyas, Ayah marah seperti kemarin itu bukan berarti kamu tak boleh bermain. Kamu boleh bermain bersama teman-temanmu. Tapi selesaikan dulu kewajibanmu sebagai anak yang baik”.

“Kamu sudah shalat Ashar?’ Tanya ibu yang dijawabnya dengan anggukan

“Kamu sudah mandi sore?” lanjut ibu yang lagi-lagi dijawab dengan anggukan.

“Nah kalau kamu sudah shalat, sudah mandi tentu anak ibu yang cantik ini takkan dilarang bermain ke rumah teman. Sudah sana Dina sudah menunggu di depan itu”.

Mendengar jawaban ibu Tyas segera mencium tangan ibu dan menghambur keluar rumah menghampiri Dina yang sudah menunggu dari tadi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline