Lihat ke Halaman Asli

Cinta dan Nasionalisme dalam Konser Millenial Marzukiana

Diperbarui: 15 Januari 2019   12:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Buat segelintir orang nama Ismail Marzuki mengingatkan pada pusat kesenian dan kebudayaan di bilangan Cikini, Jakarta, yakni Taman Ismail Marzuki. Sebenarnya itu tidak sepenuhnya salah, sih. 

Nama Ismail Marzuki menurut saya memang identik dengan seni yaitu musik. Sehingga kalau namanya disematkan sebagai tempat berkumpulnya pecinta seni dan budaya  tepat sekali. 

Bagaimana tidak, lagu-lagu karya Ismail Marzuki begitu lekat dalam benak kita bahkan sampai kini masih kerap kita dengar dan nyanyikan. Lagu Halo-halo Bandung, misalnya. Hentakan nada berirama cepat lagu tersebut membuat semangat kita semakin menyala-nyala kala menyanyikannya. Demikianpun dengan lagu Gugur Bunga. 

Perasaan sedih dan kehilangan pahlawan yang gugur dalam medan perang dalam setiap baitnya mampu membuat hati kita ikut sakit dan sedih kala menyanyikannya. 

By the way, dari kedua lagu tersebut adakah yang tahu kalau karya lagu-lagu Ismail Marzuki sejatinya jumlahnya ada banyak sekali? Ada sekitar 300 buah menurut penjelasan ibu Rahmi Aziza, putri angkat Ismail Marzuki. 

Sedangkan, mungkin,  yang  kita ingat paling hanya beberapa saja lagu populernya. Terlebih sekarang ini trend anak jaman now nyatanya lebih menyukai lagu-lagu Taylor Swift misalnya dibandingkan lagu karya anak bangsa. 

Bisa dibayangkan kalau kelak karya-karya lagu Bang Mail sebagai contohnya akan terkubur dengan waktu. *sigh. 

pengunjung konser musik Millenial Marzukiana sebelum memasuki ruang konser (Dokpri)

Menyikapi fenomena trend kekinian ini Ananda Sukarlan tergerak untuk mengadakan konser musik yang mengangkat lagu Ismail Marzuki. Sebab itu, dalam agenda tahunan Jakarta New Year's Concert yang sudah berlangsung sejak tahun 2006 lalu, lelaki yang lama menetap di Spanyol ini mengangkat tema Millenial Marzukiana. 

Pada konser musik yang digelar 13 Januari 2019 silam, seperti biasa Ananda Sukarlan bertindak selaku musik director dan conductor. Dan untuk kali ini, terkait dengan tema yang diangkat, kembali Ananda melibatkan generasi muda berbakat Indonesia yaitu generasi millenial. 

Ini merupakan hal yang membanggakan karena dukungan dan kesempatan buat kelima pemusik terbaik Indonesia yang telah diakui di dunia internasional mendapat apresiasi tersendiri untuk bangsanya sendiri yakni Indonesia. 

Demikianpun di mata internasional. Lelaki yang namanya  masuk dalam buku "The 2000 Outstanding Musicians of the 20th Century" tentang 2000 orang yang berkontribusi terhadap musik dunia nyatanya memili keinginan untuk  memperkenalkan karya musisi  legenda Indonesia ke ranah musik internasional, spesial untuk yang belum  mengenal musik klasik di Indonesia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline