Lihat ke Halaman Asli

Diah Wati

Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Universitas Jember

Proyek Garuda: Menelisik CBDC Digital Rupiah di Indonesia

Diperbarui: 3 November 2024   16:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1: Rupiah Digital (Sumber CNBC)

Mengenal Rupiah Digital: Proyek Garuda Indonesia

Bank Indonesia (BI) kini mengembangkan Central Bank Digital Currency (CBDC) yang dinamai Rupiah Digital sebagai langkah adaptif dalam menghadapi ekonomi digital global. 

CBDC ini dirancang untuk berfungsi sebagai alat pembayaran sah seperti uang fisik maupun pembayaran berbasis digital lainnya, termasuk uang elektronik dan kartu debit/kredit. Dalam whitepaper Proyek Garuda, Bank Indonesia akan menerbitkan dua jenis Digital Rupiah, yakni w-Digital Rupiah (Digital Rupiah wholesale) dan r-Digital Rupiah (Digital Rupiah retail).

Berbeda dari uang elektronik komersial yang dioperasikan bank atau perusahaan swasta, CBDC hanya diterbitkan oleh Bank Indonesia, menjamin kepercayaan dan stabilitas karena didukung langsung oleh negara.

Sistem Operasional dan Penerapan CBDC Rupiah Digital

Kenapa harus menerbitkan Rupiah Digital?

Gambar 2. Distribusi Rupiah Digital(Sumber Whitepaper CBDC Rupiah Digital)

CBDC Rupiah Digital menawarkan keunggulan keamanan dan efisiensi yang diatur langsung oleh Bank Indonesia. Dalam penggunaannya, Rupiah Digital beroperasi melalui sistem berbasis server yang memungkinkan distribusi langsung dari bank sentral kepada masyarakat tanpa perantara. Sistem ini memungkinkan transaksi yang aman dan efisien serta dapat diakses melalui aplikasi khusus. Hal ini juga diharapkan dapat memperluas akses keuangan, terutama di wilayah yang sebelumnya sulit dijangkau oleh perbankan.

Dengan sistem yang terintegrasi, CBDC Rupiah Digital mampu meningkatkan kontrol arus uang dan mendukung inklusi keuangan. Namun, apakah masyarakat sudah siap untuk beralih dari uang tunai ke digital? Pertanyaan ini menjadi sangat relevan, mengingat banyak masyarakat Indonesia yang masih bergantung pada uang fisik dan belum sepenuhnya memahami manfaat uang digital.

Perkembangan CBDC di Indonesia dan Dunia

Di tengah inovasi digital, berbagai negara telah melangkah lebih jauh dengan mengembangkan CBDC sebagai respons atas kebutuhan digitalisasi keuangan. Menurut Bank for International Settlements (BIS), sebanyak 86% bank sentral di seluruh dunia sedang mengeksplorasi CBDC, termasuk uji coba di Tiongkok melalui e-CNY dan penelitian oleh Bank Sentral Eropa serta The Federal Reserve untuk euro dan dolar digital (BIS, 2023). 

Di Indonesia, Bank Indonesia memperkenalkan tahap awal pengembangan Rupiah Digital melalui Peta Jalan Digital Rupiah yang mencakup pembangunan infrastruktur dan kebijakan yang mendukung penerapannya.

Namun, seiring dengan perkembangan ini, muncul pertanyaan penting: apakah Rupiah Digital dapat mempertahankan stabilitas keuangan nasional di tengah meningkatnya penggunaan uang digital? Dalam konteks ini, Bank Indonesia terus mempersiapkan infrastruktur keamanan data dan regulasi untuk menjaga stabilitas ekonomi.

Tantangan dalam Kesiapan Digitalisasi dan Kepercayaan Masyarakat

Harus Optimis atau pesimis? Tantangan utama dalam penerapan CBDC di Indonesia adalah kesiapan infrastruktur digital dan tingkat kepercayaan masyarakat. Menurut survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), sekitar 14% wilayah pedalaman di Indonesia masih kekurangan akses internet (APJII, 2023), yang menjadi kendala signifikan untuk penerapan CBDC. Infrastruktur digital yang belum merata ini menghambat akses keuangan digital, khususnya di daerah yang belum terjangkau jaringan internet stabil. 

Bagaimana bisa digunakan secara menyeluruh? Untuk mengatasi kendala internet, BI akan membuat fitur offline functionality. Fitur offline functionality adalah desain CBDC yang memungkinkannya dapat diakses tanpa jaringan internet untuk menjangkau masyarakat yang berada di wilayah terpencil.

Selain itu, aspek kepercayaan masyarakat terhadap Rupiah Digital menjadi faktor krusial. Bagi sebagian masyarakat, terutama di pedesaan, uang digital masih dianggap asing dan kurang aman dibandingkan uang fisik. Survei BI pada 2024 menunjukkan bahwa sekitar 42% masyarakat pedesaan merasa ragu terhadap keamanan transaksi digital. Hal ini menimbulkan tantangan besar: bagaimana Bank Indonesia dapat membangun kepercayaan masyarakat yang belum terbiasa dengan transaksi non-tunai?

Strategi Implementasi Rupiah Digital dalam Mendukung Ekonomi Digital Nasional

Untuk menghadapi tantangan ini, Bank Indonesia merancang strategi implementasi yang mencakup pembangunan infrastruktur teknologi, edukasi masyarakat, dan kolaborasi dengan sektor keuangan. 

Infrastruktur teknologi yang aman dan berkecepatan tinggi sedang disiapkan untuk mendukung transaksi Rupiah Digital yang efisien. Bank Indonesia juga bekerja sama dengan sektor telekomunikasi untuk memperluas akses internet di wilayah pedalaman, sehingga masyarakat dapat memanfaatkan Rupiah Digital secara maksimal.

Edukasi masyarakat menjadi prioritas dalam strategi ini, dengan program literasi digital yang ditujukan untuk meningkatkan pemahaman tentang manfaat dan keamanan Rupiah Digital. Edukasi yang berkesinambungan ini diharapkan mampu mengatasi keraguan masyarakat dan mempercepat adaptasi terhadap sistem pembayaran digital.

Daftar Pustaka

Bank Indonesia Team, Proyek Garuda: Menavigasi Arsitektur Digital Rupiah, Bank Indonesia, diakses 01 November 2024.

BIS. (2023). CBDC projects and experimentation around the world. Retrieved from https://www.bis.org

APJII. (2023). Survei Pengguna Internet Indonesia. Retrieved from https://www.apjii.or.id

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline