Oleh Diah Trisnamayanti
Istirahat pelajaran tatap muka hari Jum'at belum berakhir. Siswa SD Perkasa kelas 3, masih berada di lapangan sekolah. Mereka sedang bermain kelereng. Ada lingkaran yang berbentuk lubang dan kelereng disusun rapi di dalamnya. Pemain kali itu hanya tertinggal dua orang, Randi dan Yusuf. Sebelumnya Irwan, Dudi, Odih, dan Ridwan bermain bersama mereka. Namun seiring waktu istirahat yang hanya tiga puluh menit maka Randi dan Yusuf yang bertahan.
Yusuf dan Randi berdiri sekitar sepuluh langkah dari bulatan yang mereka buat agar mereka dapat melempar kelereng yang di tangan mereka mendekati kumpulan kelereng di bulatan tersebut.
"Kamu duluan Randi" usul Yusuf.
"Oke, friend. Nah .. huuuoop. Aiiigh" sambil melempar kelerengnya dan melentingkan tubuhnya dengan lucu. Posisi kelerengnya berjarak satu setengah jengkal dari bulatan tersebut.
"Giliran aku ya. Uuughhhmm ohh sampai dong" doa Yusuf sambil melempar kelerengnya juga. Posisi lemparannya berbeda setengah jengkal lebih jauh dari Randi.
"Ayo Ran.. kamu bisa" Irwan menyemangati dari pinggir lapangan bersama Odih, sementara Dudi memberi semangat Yusuf. Randi memberikan tanda jempol pada temannya, kemudian mulai menjentikkan kelerengnya ke arah kumpulan kelereng itu.
STERRRR.. kelerengnya menyebar setelahnya.
Satu per satu kelereng yang menyebar disentil Randy dengan kelereng utamanya. Dari sepuluh Randi bisa mengambil lima kelereng milik Yusuf dan satu kelereng miliknya sendiri. Pada tembakan sentil ke delapan kelereng utamanya jauh melesat keluar sasaran. Yusuf pun melakukan hal yang sama dengan Randi. Jumlah kelereng tersisa ingin dibabat habis oleh sentilanya. Yusuf akhirnya dapat menyelesaikannya. Tepat saat bel masuk kelas, mereka telah menyelesaikan permainan.
Mereka menghitung perolehan jumlah kelereng untuk disimpan di sebuah wadah yang diberikan pak Budi di ruang kerja beliau sebagai guru olah raga. Mereka melangkah ke kelas untuk mengikuti pelajaran matematika. Wajah mereka terlihat bahagia dan mereka menceritakan satu sama lain kisah mendapatkan kelereng maupun kegagalan untuk diperbaiki saat bermain lagi.