Di pagi hari, Dina sudah bersiap dengan baju seragam putih merah yang dasi merah mengikat rapi di kerah baju dan topi diletakkan di atas meja makan sebelum digunakan. Tas yang berwarna hijau muda sudah berada di pundaknya tanpa dilepas sediktpun.
"Dina, senang ya ke sekolah?" tanya Ibu Darwis, Nenek Dina pada Dina yang sejak tadi tidak bisa diam selalu bernyanyi dan bergerak kesana, kemari.
"Iya, nek. Aku kan mau ke sekolah yang baru. Kata mama juga, aku harus bahagia karena nanti punya teman baru, gurunya juga baru, sepatu aku juga baru"
"Bagus. Cucu nenek pinter deh" ungkap Ibu Darwis sambil menghabiskan sarapan. Beliau akan mengantarkan cucunya yang kebetulan tinggal bersamanya. Ibu dan bapak Dina, berpindah dinas ke kota dimana Ibu Darwis menetap.
"Nenek, sudah sarapan atau belum?"
"Sekarang kan sedang sarapan dengan cucu Nenek niih.." Ibu Darwis memperlihatkan nasi goreng yang dimakannya dan menyampaikan pada cucunya yang mungil, lucu, dan selalu ceria.
"Dina, ndak berat bawa tas itu. Sini, nenek yang bawakan" ucap Ibu Darwis ketika mereka sudah bersiap akan berangkat ke sekolah berjalan kaki kurang lebih tiga ratus meter dari rumah mereka ke SD Perkasa.
"Nenek, inikan tugas aku, jadi aku yang harus bawa. Aku kan ga bisa sebrangin jalan. Itu tugas Nenek, sebrangin aku" Jelasnya dengan riang
"Oke deh, Putri Cilik.Nenek akan kerjakan tugas nenek ya." Sambil menjetikkan jarinya ke hidung Dina yang terus berjalan berdampingan dengan neneknya.
Sesampainya di sekolah, Ibu Darwis mengantar sampai di pintu gerbang sekolah dan Dina berjalan dengan penuh keyakinan ke arah kelasnya bersama Niken tetangga Ibu Darwis yang kebetulan bertemu dengannya di gerbang sekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H