Lihat ke Halaman Asli

Dilema Kurus Setelah Melahirkan

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Gemuk, kurus, gemuk, kurus...

Apa benar kalau gemuk berarti hidupnya happy, apa benar kalau kurus berarti tidak bahagia?

Tidak seperti wanita kebanyakan, sehabis melahirkan aku jadi tambah kurus. Jauh lebih kurus daripada sebelum menikah dua tahun yang lalu, sampai-sampai takut beli baju ukuran lebih kecil coz ini bukan postur tubuhku yang sebenarnya, siapa tau cepat kembali ke ukuran semula, kan jadi mubazir.

Teman-temanku sepertinya sedikit iri,  terutama para ibu muda coz mereka mati-matian diet biar ga tambah melar habis melahirkan, makan dikurangilah, minum teh pahitlah, etc. Para seniorku prihatin, dikiranya kehidupanku tidak bahagia. Orang tuaku juga khawatir dikiranya aku tidak betah tinggal bersama mertuaku, dikiranya aku tertekan, tidak bahagia. Semua itu hanya karena aku tetap kurus, sorry, lebih kurus sejak menikah.

In fact, I'm happy. My life is even easier than before. I have married someone that I have loved since 10 years ago. I have a cute baby boy. I have a good carrier. Nice parents in law (thanks for them who take care of my baby during my work hour). Every thing is nice. I'm happy in my life.

Just because of my body, everyone seems doubt of it. *sigh*

Should I convince everyone? Should I make an announcement or write on my forehead "don't worry, I'm happy" so that everybody will understand... *sigh*

Overall, It's nice to have them around me. People care about me. Thanks God.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline