Lihat ke Halaman Asli

Secuil Potret Pariwisata Bali Kini: Danau Beratan, Danau Sampah

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1340613908705275259

Kawasan Danau Beratan sebagai salah satu ikon pariwisata Bali yang telah menggema sampai manca negara kini semakin tidak jelas kemana arah pengembangannya. Beberapa saat yang lalu saya berkunjung ke kawasan Danau Beratan tepatnya kawasan perisitirahatan Candi Kuning. Sebagai orang Bali yang tinggal di Jimbaran, berkunjung ke tempat seperti ini adalah saat yang ditunggu-tunggu; sarana refreshing setelah setiap hari bergelut dengan macetnya Jimbaran-Denpasar. Terkejut saya melihat kondisi Candi Kuning di tepi danau Beratan. Begitu kumuh dan tampak tidak terawat. Tidak ada sedikitpun ciri khas Bali yang merefleksikan daerah tersebut masih dikawasan Danau Beratan. Sepanjang danau yang berjualan hanya pedagang bakso dan pedagang bakso. Tanpa diversifikasi produk atau sedikit sentuhan kreatif, membuat view sepanjang danau terlihat begitu menyedihkan.

1340613554195042276

Saat mampir sejenak untuk membeli sebotol air mineral, bertambah ketejutan saya ketika melihat danau Beratan- salah satu danau yang dikeramatkan oleh umat Hindu di Bali dipakai sebagai tempat  pembuangan sampah (di tepi Danau Beratan terdapat sebuah pura yang bernama pura Ulun Danu. Sampai saat ini Pura inidi percaya sebagai tempat bersemayaman dewi sri atau dewi kesububuran). Pun masih terpatri dalam ingatan saat saya melihat seorang wanita paruh baya mencuci daging, yup, daging, . Perasaan sedih, mual, miris membuat saya bertanya -tanya,  Mana higinitas? Mana cermin Pariwisata Bali? Mana Bali???

134061433683052895

13406148001976222859

Sebagai salah satu penyumbang APBD terbesar di daerah Tabanan, seharusnya kawasan Candi Kuning dijaga dan masyarakatnya diberikan pembinaan yang layak. Wisatawan dari berbagai belahan dunia yang rela duduk manis di pesawat selama lebih dari 12 jam tidak datang ke Bali hanya untuk melihat sampah. Kita sudah tertampar keras saat Majalah Time menulis bahwa liburan di Bali ibarat berlibur di neraka. Pada edisi 1 April  sewarsa lalu, majalah terbitan Amerika Serikat tersebut menurunkan artikel berjudul 'Holidays in Hell: Bali’s Ongoing Woes' dengan penulis Andrew Marshall. Artikel yang dinilai telah melecehkan Bali sebagai salah satu tujuan wisata dunia itu seharusnya menjadi cambuk penyemangat bahwa Bali masih layak untuk dikunjungi. Bali masih Bali yang indah, masih Bali yang bersih.. Sempat kebakaran jenggot dan berkilah bahwa Bali tak hanya Kuta dan Nusa Dua, cukup bijaksana jika kita melihat  kawasan Danau Beratan yang sebentar lagi, jika tidak dikelola dengan baik, akan menjadi Danau Sampah: The Next Holidays in Hell

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline