Lihat ke Halaman Asli

Membunuh Perasan

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekian lama aku belajar dan berusaha untuk membunuh perasaanku, mematikan perasaanku. Tapi , aku masih belum mampu membunuh perasaanku. Perasaan kemanusiaan dan perasaan dunia kemanusiaan.

Sungguh tragis sekali. Semuanya campur baur menjadi satu.Aku tidak mampu membayar dengan apapun yang ada pada diriku.
Aku sebenarnya paling takut menghadapi , aku takut perasaan menjadi manusia hidup kembali. Dan nyatanya memang demikian. Aku menjadi lunglai, lemah dan sedih. Tidak hanya air mata yang menetes, tapi air raksa yang tak tahu di mana letaknya itu.

Aku mencoba untuk lupa dengan kemanusiaan Tapi  tangis dan rasa tetap saja hadir.

Kesedihan menjadi sebuah ledakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline