Sekian lama aku belajar dan berusaha untuk membunuh perasaanku, mematikan perasaanku. Tapi , aku masih belum mampu membunuh perasaanku. Perasaan kemanusiaan dan perasaan dunia kemanusiaan.
Sungguh tragis sekali. Semuanya campur baur menjadi satu.Aku tidak mampu membayar dengan apapun yang ada pada diriku.
Aku sebenarnya paling takut menghadapi , aku takut perasaan menjadi manusia hidup kembali. Dan nyatanya memang demikian. Aku menjadi lunglai, lemah dan sedih. Tidak hanya air mata yang menetes, tapi air raksa yang tak tahu di mana letaknya itu.
Aku mencoba untuk lupa dengan kemanusiaan Tapi tangis dan rasa tetap saja hadir.
Kesedihan menjadi sebuah ledakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H