Lihat ke Halaman Asli

Diah Nursaadah

Semangat segala niat baik :)

Bencana Tak Selalu Disebut Sebagai Azab

Diperbarui: 26 Januari 2021   20:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perlu diketahui, azab itu terbagi menjadi tiga bagian, yaitu azab dunia, azab kubur dan azab akhirat. Azab dunia berupa bencana dan musibah yang terjadi di dunia. Azab kubur berupa siksaan pedih yang dirasakan di alam barzakh. Sementara azab akhirat adalah sebuah hukuman di akhirat nanti setelah perhisaban di Padang Mahsyar.

Akhir-akhir ini Indonesia sedang dilanda banyak musibah dan bencana. Data BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) lebih dari 136 bencana terjadi di Indonesia sepanjang Januari 2021, seperti banjir di Kalimantan Barat, banjir di Kalimantan Selatan, banjir di Sumatera Barat, banjir di Maluku Utara, gempa di Sulawesi Barat, longsor di Jawa Barat, banjir dan gunung meletus di Jawa Timur, longsor Sumedang, longsor Manado, banjir bandang Gunung Mas Bogor dan masih banyak berbagai bencana lainnya yang belum terdata.

Bencana tersebut mengakibatkan ratusan orang meninggal dunia dan puluhan ribu jiwa harus diungsikan. Tempat tinggal merekapun banyak sekali yang sudah hancur, dan hanyut.  Berbagai bantuanpun telah terkoordinir oleh pihak-pihak tertentu, seperti organisasi dari kemahasiswaan, artis-artis, pemerintah, dan orang-orang dermawan lainnya. Beredarnya tawaran donasi bencana di sosial media membuat warga net semakin ingin untuk menyalurkan dananya, dan semakin cepat terkumpulkannnya dana yang disalurkan melalui sosial media.

Kecemasan, kesedihan, kekecewaan, kekhawatiran, dan penyesalan terlihat dalam raut wajah para korban bencana. Sebagian masyarakat menganggapnya bencana itu adalah azab dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala Sang Maha Kuasa akibat dari perbuatan-perbuatan manusia yang banyak melanggar aturan-aturanNya. Namun, siapa sangka azab itu juga sebagai bentuk rasa sayang Allah Subhanahu Wa Ta'ala kepada hamba-hambanya supaya kembali sadar, dan taat beribadah. Sebagaimana Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

"Maka masing-masing (mereka itu) Kami azab karena dosa-dosanya, di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil, ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, ada yang Kami benamkan ke dalam Bumi, dan ada pula yang Kami tenggelamkan. Allah sama sekali tidak hendak menzalimi mereka, akan tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri." (Q.S. Al 'Ankabut 29 ayat 40)

dan,

"Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (Q.S. Ar Rum 30 ayat 41)

Para pembaca yang kami hormati, berdasarkan ayat Al Qur'an tersebut kita bisa ambil kesimpulannya bahwa segala bencana, kerusakan, kesulitan, kezaliman itu Allah berikan bukan sebagai azab ataupun hukuman kepada manusia saja. Tapi, Allah juga menginginkan mereka benar-benar kembali ke jalan yang benar, menjauhi kemungkaran, dan tunduk kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala. 

Misal saja bisa kita ambil contoh dari para korban bencana. Mereka bisa mengambil pelajarannya bahwa bencana maupun kematian seseorang itu bisa terjadi kapan saja. Dimulai dari pagi, siang, malam sampai detik, menit, dan jam tertentu hanya Allah Yang Maha Berkehendak Atas Segala Sesuatu. Maka dari itu, sebelum kita menjadi korban kematian bencana itu sudah sepatutnya kita mempersiapkan bekal akhirat kita nanti bagaimana cara mati yang baik, bukan hanya mementingkan cara kehidupan yang baik. Kedua cara itu dapat dilakukan secara beriringan dan bersamaan.

Kemudian, kita bisa ambil contoh yang kedua yaitu dari para non-korban bencana. Kita sebagai makhluk sosial dapat menyalurkan atau menyumbangkan dana ataupun harta apa saja yang kita miliki secukupnya. Saling bekerja sama dan mengajak satu sama lain untuk membantu masyarakat lainnya yang sedang tertimpa musibah. Sebagaimana termuat dalam UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan beberapa dalil tentang saling tolong menolong dan bergotong royong kepada siapapun.

Jangan sampai kita yang masih diberi umur oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala menyia-nyiakan kesempatan hidup ini dan malah menyombongkan satu sama lain. Sebagaimana Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline