Bunga ini, walau tak menebarkan bau wangi tapi mampu memanjakan netra.
Dari bentuknya, warna mahkota, dan lebih lagi perawatannya, mudah. Bunga yang tak manja.
Amaryllis memiliki daya tahan yang sangat kuat. Mampu beradaptasi dalam sinar terik mentari, tak mudah busuk walau hujan menyerang tiap hari. Apalagi serangan hama, sepertinya tiada pernah berupa.
Bunga murah tapi tidak murahan ini konon tumbuh berkembang demikian eloknya hingga menjadi sebuah cerita legenda.
Konon katanya, dalam sebuah legenda Yunani, Amarilis adalah jelmaan darah peri Amaryllis yang tertolak cintanya.
Peri Amaryllis jatuh hati kepada seorang gembala bernama Alteo. Konon, ketampanan pemuda ini digambarkan seperti Apollo dan memiliki kekuatan seperti Hercules.
Tapi, apalah daya. Cinta Peri Amaryllis bertepuk sebelah tangan. Karena cinta yang begitu kuat, Peri Amaryllis terus berusaha mendapatkan sang pemuda. Sang peri pun akhirnya meminta nasihat kepada seseorang bernama Oracle di Delphi.
Akhirnya, sesuai petunjuk, Amaryllis muncul di depan pintu Alteo dengan mengenakan gaun putih serta menusuk hatinya dengan panah emas. Begitu seterusnya, hingga hari ke-30, barulah Alteo membukakan pintunya. Alteo pun terkejut. Pemuda tampan itu menyaksikan bunga-bunga cantik berwarna merah bermekaran di sepanjang jalan.
Itulah awal mula cerita bunga Amaryllis.
Bagi orang Yunani, bunga ini berarti kemegahan atau berkilau. Bagi pria, bunga ini menyimbolkan kekuatan dan kepercayaan diri sedangkan bagi wanita menyimbolkan kecantikan.
Bunga yang memiliki mahkota indah dan besar seperti terompet ini memiliki berbagai macam warna. Ada warna merah, merah muda, jingga, putih, ungu, dan kuning.