"Untuk badai yang mendiami sekujur tubuhku,
Mampukah kau meredam gigil
para perantara bahasa
: tutur kata terbata sang penata kidung dahana
"Untuk majas agung yang mengisi ruang kosong kepalaku,
Cukup cakapkah kau
mengeja kumpulan aksara renta
serupa benang; terbaca berulang
di relung langit-langit purba
"Untuk patahan rintik gerimis yang tak pernah terbantah,