Hari itu
hati ini menanti
sekerat cinta beraroma rindu
gugur di simpang ambang
Malam empat belas tinggal setengah gelas
semua hilang berbuih kenang
larut dalam luruh belaimu;
terbata lidahku mengeja asmara
pada bejana litani doa
badai menggulung kita
ya, badai musim ini, Tuanku
badai kemarin sore datang bertandang
menembus dinding bilik milik kita
Malam empat belas tinggal setengah gelas
semua hilang berbuih kenang
musim telah gugur meretas
nada renjana tanpa batas
malam ini pelupuk cahaya merinduimu
Tuanku, angin mereguk sukma; menungguimu
dan jelaganya menjaring jiwaku:
Bait Cintamu
*Solo... ketika kau menjadi sauh kala jiwaku meluruh dalam badai. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H