Aku seuntai doa, melaju raga cahaya
Berdiri atas papar gelisah nanar
Selepas dinihari berlari; menjenguk
mata memperanakkan butir air
mengalir
Aku secuma sajak menata riuh jarak
Mengemas sekepal rindu
dalam sebongkah noktah bait pinta berarak
: terserak
Kujumpai lagi jemari sang Puan,
memeta nada harmoni aksara
kata yang kemarin pucat mengetuk pintu aphrodite;
menaungi sungai-sungai sunyi
menggaungi nalar semesta
lalu kembali kepada sebuah raga
Puan, kau bersekutu dengan komplotan Haiku
berlari
berjingkat!
melompat!
menimpa aksara dengan tanda
: koma
Wai Puan penutur sabda, sadurlah kiranya nada
cerita
Biarkan luruh kesah meretas rasamu berkisah
====
* eunoia : pemikiran yang indah
**Solo... Untuk sahabat literasiku, Ayra Amirah. Met ultah, semoga akasaramu terlukis di langit angkasa tak berbatas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H