Akulah manusia ruh, yang kembali dari tumpukan remah-remah hujat dan perkara sia-sia...
Kupilih jalan yang sunyi; bila kau ingin aku menepi, sama seperti kau mencoba menjaring angin
Kapalku telah berlayar di tengah samudera, bila kau ingin aku melabuhkannya, sama saja kau berusaha menggenggam air di lautan raya
Akulah manusia ruh. Berdiri di atas tebing batu kemustahilan, berbalut angin laut yang terus bergelut dan doa yang terasa asin
Gentar bukan lagi menjadi suar; bertelut aku kini di bawah kuasa Sang Khalik semesta, angkuhnya tahta bukan lagi sebuah kanigara
###
Terinspirasi dari puisi tomat Ari Budiyanti
(dhi, menikmati hari yang Tuhan beri)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H