Lihat ke Halaman Asli

Ayu Diahastuti

TERVERIFIKASI

an ordinary people

Elegi Untuk Sahabat

Diperbarui: 6 Februari 2021   15:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Le, selamat jalan, Kawan | via @katakitacrew


My dear Khey,... it's me

Ini surat keduaku untukmu, sahabat terkasihku. 

Tumpukan karya telah kubaca dari goresan tinta rekan dan kawan. Sekarang, izinkan penaku bertutur kata.

Khey, sepekan ini kabar perih kudengar. Samar namun pasti sesak ini menghiasi ruang relu g dadaku. Dari bilik jantungku, aku kembali mengingat segala tutur yang pernah tertuang dalam bincang singkatku dengan mereka.

Ya, dua sahabat, juga saudara. Kaulah yang mengenalkanku dengan mereka.

Arman Syarif, begitu namanya. Dalam chatting pribadi, kami sering menyebut namamu, Khey, memilah dan membincangkan karya indah rekan-rekan semua. 

Janeponto, kami berjanji bertemu di sana. Kau tahu, Khey, begitu bangganya Bang Arman bercerita tentang perempuan tercintanya yang kini harus tinggal bersama putri tercinta mereka. Berdua. 

Aku juga ingat betapa banyak hal yang kupelajari darinya. Bagaimana membuat puisi penuh gurat filosofi, bagaimana menghidupi sastra meski hanya dalam karya sepatah kata.

Semua hanya tinggal gores kenang di balik bilik jantungku. Berharap keluarga kecilnya terus berada dalam naungan Sang Kuasa. Ya, meski aku tak mampu menemuinya, tak mampu menepati janji kami bertemu di sana.

Setetes air hangat mengalir dari ujung pelupuk mata. Ku seka baru saja. Mencoba menata hati, mengajari kalbu supaya paham arti ikhlas melepas.

Namun, baru saja kering kuusap air hangat ini, kembali satu warta berjejal di telinga,"Iya, Mbak, Mas Aziz meninggal" 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline