Lihat ke Halaman Asli

Ayu Diahastuti

TERVERIFIKASI

an ordinary people

Melihat Sisi Menguntungkan di Balik "Puber Kedua: Midlife Crisis"

Diperbarui: 20 Desember 2020   21:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi puber kedua (Sumber: www.pixabay.com)

“forty is the old age of youth and fifty the youth of old age”. (Victor Hugo)

Here we go....

Waaah lama absen nulis nih. Monmap yha, Sobs. Seminggu kemarin banyak aktivitas real life yang warbyasah membuat saya harus break sebentar. Now, I'm back....

Eh, ada topik pilihan nih. Keren, lagi! Gegara Ohm Rudy Gunawan, saya jadi ikut gemes. Kay, tanpa ba bi bu, na ni nu, kita bahas yang satu ini. Cekidot, Sobat Bijak....

Rentang Usia Midlife Crisis

"Life begin at 40," begitu bunyi teks teman WAG saya. 

Pada dasarnya puber kedua merupakan istilah yang dipakai secara umum untuk menggambarkan rangkuman dari beberapa perubahan perilaku pada seseorang secara tiba-tiba pada rentang usia tertentu. 

Dalam dunia psikologi istilah puber kedua lebih dikenal dengan nama midlife crisis, sebuah proses yang terjadi dalam rentang usia antara 40-60 tahun. 

Identifikasi ini dilakukan pertama kali oleh psikolog Carl Jung. Ia menganggap bahwa midlife crisis merupakan hal yang normal dialami oleh beberapa individu. 

Beberapa peneliti juga pernah menyatakan midlife crisis juga terjadi pada mereka yang berada pada rentang usia lebih awal antara 35-45 tahun. 

Meskipun terjadi lintas gender, lintas profesi, namun midlife crisis bukanlah sebuah fenomena yang akan dialami oleh setiap orang dalam rentang usia tersebut. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline