Lihat ke Halaman Asli

Ayu Diahastuti

TERVERIFIKASI

an ordinary people

Surat Kecilku Buat Khey

Diperbarui: 27 Oktober 2020   22:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

via pixabay.com diolah penulis

Khey....met ultah yha...12 tahun nih. Udah akil balik tuh. Moga tambah ketje ajha. Yang sabar yha ama kita-kita. Matur tengkyu karna so far sudah jadi payung buatku bisa nyampah numpahin semua uneg-uneg di kepala. 

Khey, begitulah aku memanggilmu. Sementara yang lain sering menyingkat namamu dengan abjad K begitu sadja. Sejak dulu, aku mengenalmu hanya karena kegemaranku melempar komen di setiap konten instagrammu. Juga memukan jempol like-mu yang kadang nongol di logo berbentuk hati pada beberapa konten instagram-ku.

Bertemu salah satu Kompasianer kebanggaanmu, adalah awal menulisku. Sebagai pemenang Kompasiana Award 2017, Pak Nanang Diyanto adalah guru menulisku. Banyak hal yang kupelajari dari beliau. Mulai dari dunia photography, hingga cara menulis artikel featured di Kompasiana.

"Mei 1998: Solo, Mimpi yang Tak Pernah Dirindukan" adalah satu artikel yang menjadi saksi betapa kau membuatku mampu menyalakan nyali untuk menguak satu tabir kelam kotaku. Satu peristiwa tragis yang sempat membuatku ragu menuliskannya di papan dashboard-mu. Sementara satu tahun sebelumnya, kau dan Shifu Nanang mendorongku kuat untuk menuliskannya di sini.

Menuliskan perjalanan hidup sendiri, apalagi satu cerita kelam yang sebenarnya telah terbenam sangatlah tidak mudah. Namun terapi healing lewat menulis sedikit banyak membantuku untuk kembali bangkit. Perlu nyali kuat untuk membuka kehidupanku dalam "Waspada Perceraian dan Pengaruhnya bagi Kesehatan Mental Anak".

Khey, hari ini Solo hujan. Deras. Suaranya mengetuk atap rumah tinggal ini, memecah kerinduanku pada cinta yang kau bawa untukku. 

Cinta? Iyha. Kau benar. Banyak cinta yang kutemukan di sini. Cinta yang kau berikan padaku. 

Terimakasih, Khey. Kau sudah membawaku jauh melangkah dari kotak nyamanku. 

Cinta dari Ayah Tjiptadinata Effendi dan Bunda Roselina Tjiptadinata selalu menghiasi kolom komentar di artikelku. Siapa yang tidak setuju bila beliau berdua adalah wujud cinta Tuhan bagi kami kaum K'ers. Ada doa terbaik yang selalu beliau naikkan untuk kami para K'ers. 

Khey, tahukah kau, ada rasa kagum bila kubaca tulisan Pak Nanang Diyanto (maaf kusebut namamu, Shifu). Selain beliau, ada Pak Hendra Wardhana dengan jurnalisme warganya yang mumpuni. Aku bahkan mengikuti jejak beliau via Instagram. 

Lalu ada cinta yang tertuang dalam setiap kalimat yang dirangkai oleh K'ers lainnya. 19 bulan ini aku melipat jarak --seperti Eyang SDD bilang-- menyambungnya dengan persahabatanku bersama sahabat yang semakin hari semakin kurasa bagai saudara. Aku yakin setiap K'ers pasti pun merasakan sensasi yang sama meski kami berbeda idola. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline