Lihat ke Halaman Asli

Ayu Diahastuti

TERVERIFIKASI

an ordinary people

Pluviophile

Diperbarui: 12 Agustus 2020   19:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: pixabay.com

Di jelaga malam hujan kembali merintikkan air, mengetuk atap kamar bersama angin semilir,

Menjenguk kita yang menyerah pada imaji, pada mimpi yang culas membawa pergi semua sadar tanpa permisi,

Kita berbaur dengan sepi, dengan dingin yang segera menepi, juga dengan ingatan yang semakin tak bertepi,

Sementara itu ingatan ingin melompat-lompat, menari berjingkat, lalu ingatan terjerumus ke dalam palung waktu masa lalu,

Akan masa selagi muda, saat rambut uban belum ada, bertemu kekasih dan bercinta ala dahulu kala,

Tentang kaki-kaki kecil kawan dan lawan, ketika bersama berlari mengejar hujan, tertawa tanpa beban, melempar batu untuk buah mangga di balik pagar milik tetangga, 

Tutur tetes hujan semakin menghabisi sisa memori, menuju alam pekat ruang kecil kita, ketika meringkuk memeluk diri dalam kantung rahim semesta...

*Solo,...kala denting nafas sadar melewati tiap tetes air langit, melampaui nada-nada gelombang algoritma 

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline