Lihat ke Halaman Asli

Ayu Diahastuti

TERVERIFIKASI

an ordinary people

Sebulir Maaf

Diperbarui: 24 Mei 2020   13:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com


Mulai kutulis kembali butir dalam kertas bertajuk nadir, dari kata yang tiada jenuh mengalir

Kutulis kembali dari hati bernama nurani, membawa dzikir dalam balutan imani, ketika cinta menjadi bahasa ilahi nan murni

Kutuliskan kembali kepada sanak, handai, sahabat, dan kerabat, sebab mulut demikian jemari telah berbebat taubat, bilamana hari mendekati kiamat, ataukah kematian mulai merambat mendekat, bersama uzur yang tak mungkin melambat, bahkan mungkin semakin cepat

Kutuliskan lagi kepadamu wahai engkau yang merasa risau, karena ucapanku yang sering meracau, atau jemariku yang pernah merangkai kata-kata kacau, hingga hatimu riuh oleh cua yang berkicau

Kutuliskan lagi tanpa kata indah, karena aku bukan pujangga penyemai kata megah, aku hanyalah kerikil yang mencoba berbenah, untuk kembali berharap menjadi fitrah

*Solo.... Selamat Hari Raya Idul Fitri bagi seluruh teman, sahabat, rekan dan kawan Kompasianer jg admin K yang sedang merayakannya, mohon maaf bila dalam artikel atau komen saya ada kesalahan yang sering tak disengaja, juga buat admin K...mohon maaf sedalam-dalamnya yha...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline