Lihat ke Halaman Asli

Ayu Diahastuti

TERVERIFIKASI

an ordinary people

Puisi | Aku Bukan Marsinah

Diperbarui: 10 Mei 2020   22:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Aku bukan Marsinah, yang kakinya melangkahi rapatan pagi untuk mengais rejeki di bawah bendera korporasi pedagang arloji

Aku bukan Marsinah, yang menoreh luka siksa dan derita merambah hutan yustisia, demi sebuah kata adil yang merata

Aku bukan Marsinah, yang hari sejuk itu dihabiskan dengan tendangan keji pelaku tindak anarki tak tahu diri

Aku bukan Marsinah, buruh korporat yang mati menyisakan sebuah ironi, melawan tirani. Marsinah yang mati bergeming meninggalkan tulang kemaluannya patah berkeping

Seperempat abad telah lewat, Marsinah wafat, bukan hanya sekarat, hanya untuk keping 550 rupiah bulat, ataukah untuk sebuah kata berani lawan aparat dan birokrat

Kenang ini bukan sebuah kemenangan, hanya meniti sebuah tatanan aturan yang selalu berputar, akhirnya hanya kembali berpendar, ditelan sang ujar yang belum pula temui kata sejajar, hingga kumpulan ujar pujangga berakhir dengan tanda baca bukan koma melainkan

*Kembali mengenang Marsinah. Hanya itu saja. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline