Aku mendengar kembali, derap langkah berjalan ke depan. Rapatkan barisan, serukan tuntutan. Langkah-langkah terus berjalan, tuju jalan sekitar Gejayan.
Rakyat bagian buruh kesakitan, menjerit tanpa bisa tersalurkan. Derap langkah bersatu, bersuara meminta keadilan, keterbukaan, dimana peluh para buruh seakan tak tersentuh
Kembali mereka empunya langkah bersuara, "Wahai pemimpin yang bijaksana, mohon bertanya, rakyat bagian mana yang kau jaminkan hidupnya?
"Regulasi belum beraksi, maka kami akan bereaksi. Pula demi pertiwi, kami berjalan memenuhi bumi
"Satu harapan kami, kau dengarkan suara hati ini, jika telah rusak bumi, kemanakah lagi kau tinggal nanti,
"Jangan sampai CILAKA menimpa negri ini, mari duduk bersama dengarkan pula isi nurani kami, agar pemimpin dan rakyat negri pertiwi, kembali saling memahami."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H