Lihat ke Halaman Asli

Ayu Diahastuti

TERVERIFIKASI

an ordinary people

Puisi | Ijinkan Aku Menangis

Diperbarui: 2 September 2019   08:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Lama air ini tak keluar dari dua bola mataku. Entah kapan terakhir menetes membasahi mukaku. Malam ini ternyata mereka ingin mengalir lagi. Mauku berkata jangan. Inginku, seperti biasa, tak usah ada uraian air mata 

Sudut waktu memberiku ruang. Ruang untuk aku jujur. Bagian yang sudah lama kututup oleh senyum dan tawa berasa hambar. Hanya untuk sebutan tangguh.

Telah jadi pecundangkah aku bila air ini mengalir pelan dari mataku? Aku tak pernah menginginkannya, tapi ia mengalir pelan, membelai wajah sedihku yang lama bersembunyi dibalik senyum jawaraku, mencoba mengajariku tentang kejujuran 

Waktu memberiku ruang, di sudut ini, saat ini, kejujuran mulai menjalari naluriku yang telah lama mati, tanpa tahu di mana jasadnya berada

Waktu memberiku ruang, meski sudut kecil, sebuah bilik tanpa pintu megah. Pula aku tak membutuhkan pelukan, aku bisa menikmati ini sendiri, menikmati kejujuran yang mengalir lewat air surga dari kedua mataku 

Bilik ini kecil, ruang ini sempit, memang cukup hanya untuk aku. Agar aku mengerti, bahwa air ini perlu mengalir, bukan karena lemah, tapi karena tak terlalu kuat untuk merasa lelah

Ijinkanlah kiranya air mata ini mengalir, meski hanya sebentar, air ini pun akan mengajariku untuk tegar

Ijinkan air ini mengalir pelan, hanya sejenak, agar hati berjuluk nurani ini kembali menjadi manusiawi. Ijinkan aku menangis.....

*Solo, Waktu Indonesia Berpuisi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline