Lihat ke Halaman Asli

Ayu Diahastuti

TERVERIFIKASI

an ordinary people

Cerpen | Sebutir Asmara di Linggarjati

Diperbarui: 18 Agustus 2019   02:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pinterest.com/foto Indonesia jaman dulu (diolah kembali oleh penulis)

Malam itu tepat tanggal 6 Januari 1937, diantara riuh para tamu undangan, seorang gadis berwajah ayu sibuk berias demi sebuah tontonan berkelas. Ya, malam itu malam pernikahan Putri Juliana dan Pangeran Bernard. 

Tubuh yang berbalut baju adat Jawa menuntunnya di tengah aula ruang pesta. Alunan syahdu gending Jawa dari tetabuhan gamelan, mulai terdengar merdu dari kejauhan Benua Asia, menemani Sang Putri nan cantik jelita menari di bawah dinamika ketukan Sang Ibunda.

Gemulai gerakan nan lembut tertata, terlihat mempesona dari wajah ayu bagai Dewi Sumbadra memancarkan aura kecantikan Puteri keraton. Penonton seakan takjub terbius oleh kecantikan ayu tanpa cacat seorang gadis 15 tahun dari Keraton Mangkunegaran, salah satu daerah jajahan Belanda.

Demikian pula tatkala Sang Putri dan Ayahandanya pulang kembali ke tanah air, dari perhelatan agung pernikahan bangsawan Belanda, Sang Putri seperti biasa, menghabiskan waktu luangnya dengan berkuda. Suatu hobi yang tak lazim bagi wanita pada saat itu.

"Gusti, ini ada kabar dari majalah luar negri. Ada gambarnya Gusti Nurul situ. Cantik, Gusti," kata Lastri, salah satu abdi dalem Keraton Mangkunegaran.

Gadis cantik itu bernama Gusti Raden Ayu Siti Nurul Kamaril Ngasarati Kusumawardhani, putri Raja Mangkunegara VII. Ia hanya tersenyum. Di tangannya kini ada  majalah Life terbitan Amerika, tertanggal 25 Januari 1937. 

Entah ke berapa kalinya Nurul menerima pujian atas kecantikannya. Wajarlah jika semua bunga di taman keraton iri dan ciut hati untuk mekar, bila Sang Putri sedang menebar senyum.

Waktu pun berlalu. Gadis itu kini semakin tumbuh dewasa. Nurul telah genap berusia 24 tahun saat itu. Bak kembang, ia adalah Kembang Mangkunegaran. Kecantikannya tak pudar, malah semakin menjadi seiring dengan kecerdasannya yang terasah di sekolah para bangsawan.

Lewat berbagai media, terdengarlah kabar masuknya tentara AFNEI yang diboncengi NICA ke wilayah Indonesia. Sementara, pihak Jepang mengumumkan adanya posisi status quo di Indonesia.

"Inggris telah mengundang Indonesia untuk mengadakan gencatan senjata dengan Belanda mulai tanggal 14 Oktober tahun ini, " kata Mangkunegara VIII yang menggantikan tahta kerajaan setelah Raja Mangkunegara VII wafat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline