Suatu siang di warung Tegal yang tak kunjung gagal jadi tempat kunjungan tunggal, bagi yang mencari sesuap nasi sambal, dengan harga bukan dompet tebal.
"Dunia panggung politik lagi heboh nih," tukas Limbukawati saat duduk menikmati jatah siangnya dengan pasti.
"Iya ada politik nasi goreng, ada juga politik ikhlas lahir batin," timpal Hendrisafitri, yang baru menikmati sepotong roti.
"Apa Anda mau ikut main?" tanya Maimunah dalam sesi tanya jawab saat lunch break penuh harap akan sebuah jawab.
"Kagak. Cuman pengen obrolin aja. Daripada gibah-gibahin tetangga," kembali Limbukawati mengusul idenya.
"Lebih enak gibahin tetangga, lebih aman, ga usah kena denda pencemaran nama baik," saran Maimunah.
"Kalo gitu kita obrolin yang baru ngehit ajah,"unjuk Hendrisafitri.
"Apaan, tuh Ndri?" tanya Maimunah masih penuh harap.
"Ya, soal nasgor bikinan Bu Mega,"
"Huh....dasar Hendrisafitri tukang patriiiii, kalo itu mah sama ajah," ujar Limbukawati geram.
*berharaplah bisa tertawa, karena tawa tak dilarang di Indonesia