Membuat inovasi merupakan kebutuhan pada era saat ini. Setelah era industri pada abad 18 memunculkan berbagai penemuan yang memudahkan kegiata, pada abad 21 atau era globalisasi saat ini hampir seluruh aspek kebutuhan manusia sudah dapat dipenuhi dan mudah untuk didapatkan. Apabila pada abad 18 manusia berlomba-lomba untuk menciptakan suatu alat (invent) menggunakan mesin dengan sumber daya disekitar, saat ini manusia dituntut untuk berfikir lebih dalam memanfaatkan sumber daya khususnya Sumber Daya Alam (SDA).
Apa yang dimaksud dengan berfikir lebih pada konteks tersebut adalah kemungkinan sumber daya utama penyokong mesin yang dapat habis dikemudian hari. Ketika era revolusi industri, mesin-mesin menggunakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui dan dikhawatirkan dapat merusak lingkungan sekitar. Era saat ini manusia mencari cara lebih efektif dan efisien dalam melakukan kegiatan industri agar dapat seimbang dengan kemungkinan kerusakan hasil kegiatan tersebut. Cara efisiensi suatu alat atau hasil ciptaan lain dinamakan inovasi.
INOVASI KELANJUTAN PENEMUAN
Inovasi sering dikaitkan dengan alat karena lebih dapat dilihat dan dirasakan bagaimana hasil inovasi tersebut. Alat yang memiliki inovasi didalamnya akan terlihat perbedaannya sehingga masyarakat bahkan yang awam dapat menangkap perubahan pada alat tersebut. Penjelasan singkat di atas merujuk pada teknis dari suatu inovasi. Alat yang menjadi lebih baik dari versi awal alat tersebut diciptakan.
Pada konteks kajian ilmu sosial humaniora juga terdapat inovasi dan bahkan pada saat ini menjadi kajian utama dalam peningkatan penggunaan alat-alat industri. Masyarakat informasi sebutan lain untuk masyarakat abad 21 melakukan inovasi baik pada barang maupun jasa. Sebutan masyarakat informasi juga menunjukkan bahwa terdapat pergesaran pola pemikiran masyarakat mengenai bagaimana berkehidupan.
Perpustakaan sebagai lembaga informasi berkembang mengikuti zaman. Pada awal pengorganisasian koleksi pada perpustakaan menggunakan sistem klasifikasi sederhana sesuai kebutuhan perpustakaan. Setelah sistem Dewey Decimal Classification (DDC) ditemukan mulai banyak sistem klasifikasi lain yang bermunculan sesuai kebutuhan perpustakaan maupun lembaga informasi lainnya.
Setelah sistem pengorganisasian koleksi menjadi lebih baik maka temu kembali pun juga mudal untuk dilakukan. Masalah yang muncul saat ini adalah bagaimana menguhubungkan informasi yang sudah ada dalam perpustakaan agar sesuai dengan apa yang dibutuhkan pemustaka?
INOVASI JASA INFORMASI PADA PERPUSTAKAAN
Kasus di atas sudah diselesaikan dengan adanya layanan pengguna berupa layanan referensi. Fungsi layanan ini sama dengan pertanyaan yang diajukan pada paragraph sebelumnya. Setelah melakukan beberapa observasi dan merasakan pengalaman menggunakan layanan perpustakaan khususnya referensi terdapat suatu hal yang bisa ditingkatkan keefektifannya melalui inovasi. Inovasi tersebut tertuang pada program. Program ini bernama "Pemetaan Informasi pemustaka"Agar lebih mudah dipahami secara singkat dapat dengan melihat tabel di bawah ini:
Tabel Program Pemetaan Informasi Pemustaka
1.