Kreativitas dan totalitas guru tanpa batas : Kunci prestasi siswa
"Totalitas tanpa batas, melebihi kapasitas, dengan kondisi serba terbatas, mengajar hingga lemas... " begitu ungkap keluh meluncur deras dari seorang guru swasta yang melintas di hadapan saya sambil berlalu menuju ruang kelas. Meskipun kata-katanya lugas, namun masih terselip senyum harapan di wajahnya. Ini merupakan salah satu fakta yang ditemui di antara begitu banyak permasalahan di dunia Pendidikan di Indonesia. Di balik kegiatan belajar mengajar di kelas, dalam setiap pengetahuan yang disampaikan oleh seorang guru, dan setiap motivasi yang diberikan, terdapat sepotong cerita yang kerap kali terdengar: kisah seorang guru yang menghadapi beban kerja yang tinggi, dan berbagai keterbatasan kondisi yang tentunya akan memengaruhi prestasi siswa.
Seorang guru merasa puas ketika siswanya mencapai hasil prestasi yang berkualitas, yang menunjukkan bahwa rencana, prosedur, dan penilaian berhasil. Kreativitas di kelas merupakan komponen sistem yang terkait erat dengan pendidikan dan guru. Selain mencakup salah satu komponen diri manusia, seperti aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif, fungsi kreativitas guru juga mencakup aspek diri manusia lainnya.
Secara umum, tujuan utama kreativitas guru adalah untuk membantu penyelesaian pekerjaan mereka secara tepat waktu dan efektif. Berikut beberapa alasan mengapa kreativitas guru penting dalam pembelajaran: (1) Membantu siswa menyerap informasi secara lebih menyeluruh; (2) Mendorong siswa untuk mengamati dan menganalisis fenomena alam atau sosial secara lebih ilmiah; dan (3) Hasil proses kreativitas guru akan mendorong pula tingkat kreativitas siswa.
Kreativitas guru bukanlah sekedar tentang metode baru untuk menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga tentang keterampilan guru untuk membangkitkan rasa ingin tahu siswa, memicu imajinasi, dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang menarik dan asik. Guru yang kreatif mampu menyesuaikan pendekatan pengajarannya dengan gaya belajar siswa dan menciptakan pengalaman pembelajaran yang unik dan berkesan. Meskipun faktanya bahwa kreativitas memang tidak mudah diajarkan, namun dapat ditularkan, ditumbuhkan dan ditingkatkan karena kompetensi kreativitas yang dimiliki guru berbeda-beda.
Terlebih lagi di dalam Kurikulum Merdeka Belajar yang digunakan saat ini merupakan struktur kurikulum yang fleksibel, memberi keleluasaan bagi guru menggunakan berbagai perangkat ajar sesuai kebutuhan dan karakteristik peserta didik, akan memberikan kesempatan yang semakin besar kepada guru untuk merancang sistem pembelajaran yang kreatif dengan suasana yang menyenang & memacu siswa untuk berfikir kritis. Dalam kegiatan belajar mengajar yang berorientasi pada keterampilan abad 21 ini, kreativitas menjadi faktor yang sangat penting. Maka kolaborasi menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan kreativitas. Sebagai contoh beberapa guru di sekolah bekerja sama untuk mengembangkan proyek kolaboratif lintas mata pelajaran yang mengintegrasikan seni visual, ilmu pengetahuan alam, dan teknologi. Mereka mengatur kegiatan menarik apa yang akan dilakukan, di mana siswa bekerja dalam tim untuk membuat presentasi multimedia tentang suatu permasalahan yang kompleks, misalnya tentang pengolahan sampah kantin sekolah. Pilihan materi kolaboratif yang bersifat aktual tentunya akan lebih membuat siswa tertarik. Dengan bekerja bersama, para guru dapat memanfaatkan keahlian dan minat masing-masing dalam bidang yang berbeda untuk menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih kaya dan mendalam bagi siswa. Tentunya hal ini juga akan membuat kerja guru tepat waktu dan lebih efektif.
Peningkatan kreativitas guru dipengaruhi oleh faktor-faktor pendukungnya yaitu : a) keaktifan guru dalam komunitas profesi, b)hubungan antar rekan kerja guru yang ramah dan saling peduli, dewan guru sebagai sebuah tim guru yang kompak, dengan suasana kerja yang penuh keceriaan & semangat serta kekeluarga akan membuat seorang guru merasa aman dan mencintai sekolahnya sehingga hal ini akan menumbuhkan perasaan memiliki dan kepedulian, yang membuat guru termotivasi untuk memberikan sesuatu yang terbaik, c) motivasi berprestasi, apapun bentuk motivasi yang mendorong guru dalam mengajar akan mempengaruhi kreativitas, yang pada ujungnya akan membentuk komitmen dalam diri seorang guru untuk lebih totalitas dalam mengabdi, d) kelengkapan sarana pembelajaran, ketersediaan fasilitas di sekolah juga dapat mendorong guru untuk lebih kreatif dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sarana pembelajaran.
Selain itu, kreativitas juga dapat mengalami hambatan, yang disebabkan oleh faktor : a) latar belakang pendidikan guru kelas yang tidak linier, b) kurangnya kesempatan mengikuti pelatihan, kesempatan menjadi kurang bisa karena waktu beban jam mengajar dan tugas tambahan yang diembannya ataupun kurangnya dukungan dana dari sekolah, c) kurangnya penghargaan atau apreasi atas pencapaian keberhasilan guru dari atasan / pimpinan pemangku kebijakan sekolah membuat guru cenderung menjadi malas untuk menunjukkan kreativitasnya, d) kesejahteraan guru sebagai bentuk imbalan yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan kehidupan guru merupakan faktor penting yang dapat mendorong kreativitas guru dan semangat guru.
Sama seperti perumpamaan tentang teko yang penuh berisi air, air sebagai pelepas dahaga dituangkan ke dalam gelas-gelas untuk dibagikan kepada seluruh siswa. Namun pada waktu tertentu teko itu juga akan habis airnya dan butuh untuk diisi kembali dari wadah sumber air yang lebih besar agar teko dapat kembali membagikan airnya pada gelas-gelas. Begitu pula halnya dengan apresiasi / penghargaan, kesempatan pengembangan diri dan faktor kesejahteraan guru, jika hal itu dapat dipenuhi dengan proposional maka dapat meningkatkan kreativitas & totalitas guru
Totalitas guru mencakup integritas penuh terhadap profesinya, komitmen untuk memberikan yang terbaik bagi setiap siswa, dan kepedulian yang mendalam terhadap perkembangan dan kebutuhan individual siswa. Guru yang berintegritas tidak hanya berfokus pada pencapaian akademis, tetapi juga pada perkembangan karakter, kemandirian siswa, dan keterampilan sosial siswa.