Ramadan tahun ini tidak terlalu berbeda dengan ramadan tahun lalu, kita masih menjalani ramadan tahun ini dalam kondisi pandemi. Namun bedanya mungkin banyak yang sudah terbiasa, sehingga lupa jika kita masih menghadapi pandemi. Tentunya pelajaran yang didapatkan saat ramadan tahun lalu adalah belajar untuk sabar, taat, dan tetap mendekatkan diri kepada Allah SWT. Yang awalnya mengenakan masker menjadi beban, kemudian menjadi kebiasaan. Dan tanpa kita sadari ini adalah tahun kedua kita sebagai umat muslim menjalankan puasa dengan masker, protokol kesehatan lainnya, dan tetap dalam nuansa virtual. Sedikit lengah saja, maka pertambahan kasus positif Covid-19 bertambah.
Alangkah baiknya, kita tetap menjalankan semuanya sesuai anjuran pemerintah untuk mengantisipasi penularan Covid-19. Masih teringat jelas tahun lalu, kami pun agak kesulitan jika ingin mencari menu berbuka puasa, hal tersebut yang kemudian membuat saya memilih menyiapkan menu berbuka puasa sendiri. Kebiasaan baik yang sebelumnya jarang dilakukan, kemudian menjadi kebiasaan. Bahkan beberapa area di sekitar kami melakukan lockdown mandiri, sehingga jalanan terasa agak sepi dan euforia masyarakat dalam mencari menu berbuka puasa pun tidak dapat dirasakan. Nampaknya masyarakat pun menjadi terbiasa hidup berdampingan dengan virus ini dalam waktu kurang lebih satu tahun, sehingga tahun ini pun masyarakat sudah mulai melakukan kebiasaan ramadan yang dahulu dilakukan. Sudah mulai banyak kampung ramadan yang hadir di sekitar kita, yang menunjukkan ekonomi masyarakat mulai menggeliat setelah tahun lalu terpaksa menjadi lesu. Semoga menggeliatnya hal positif tersebut, tidak membuat masyarakat kita abai dan lengah terhadap masalah yang belum kunjung usai dihadapi ini.
Hari ini adalah hari puasa pertama, terlihat masyarakat sudah menyambutnya dengan antusias. Meski memang belum kembali seperti dahulu, tentunya masih banyak masyarakat yang memperhatikan kondisi ini belum terlalu kondusif. Tapi, kita sebagai umat muslim harus melaksanakan ibadah puasa dengan sebaik-baiknya karena kesempatan yang datang kali ini belum tentu kita rasakan kembali. Berikut adalah hal yang bisa kita lakukan agar puasa tahun ini bisa kita laksanakan dengan baik dan dalam kondisi sehat:
- Tetap menjaga pola makan yang sehat
- Tetap mematuhi protokol kesehatan, dengan rajin mencuci tangan dan menggunakan masker
- Menghindari keramaian, jika tidak terlalu penting disarankan silaturahmi virtual
- Upayakan memasak sendiri dan mensuplai stok bahan makanan, tetapi jika harus membeli pastikan kebersihan makanan yang dibeli
- Pastikan beribadah dengan aman, yaitu dengan membawa peralatan ibadah sendiri dari rumah.
Hal yang berbeda di tahun ini dari tahun lalu dan tahun sebelumnya adalah takjil jemput bola. Penyediaan takjil yang di masa ramadan normal dilakukan dengan hadir langsung di masjid, namun di tahun lalu penyediaan takjil ditiadakan. Namun, di tahun ini diadakan dengan cara remaja masjid yang mendistribusikan sesuai jadwal ke rumah jamaah, tentunya hal tersebut tidak mengurangi rasa kebersamaan kami semua dan indahnya ramadan. Kemudian pengadaan tadarus online di kelompok kecil ibu-ibu yang di tahun lalu tadarus terpaksa tidak dilaksanakan, maka di tahun ini diadakan online. Tentunya, tetap bertujuan ibadah dan mendekatkan diri pada Allah.
Di tahun ini kita sudah bisa melakukan tarawih di masjid, tapi tentunya kita harus memperhatikan dan mematuhi protokol yang sudah ditetapkan oleh masjid. Masjid sekitar pemukiman tempat tinggal saya pun memberlakukan protokol yang lumayan ketat untuk jamaah yang ingin mengikuti sholat tarawih berjamaah di masjid, mulai dari pengecekan suhu sebelum masuk ke masjid, membawa alat shalat pribadi, wajib cuci tangan dengan sabun ataupun handsanitizer sebelum masuk lingkungan masjid, menjaga jarak, menggunakan masker, membatasi kapasitas masjid agar jamaah dapat mengatur diri, tidak ada kultum sebelum dan setelah tarawih dan digantikan menjadi kultum daring, serta bagi yang kurang sehat untuk melaksanakan shalat di rumah. Tentunya hal tersebut diterapkan untuk keamanan dan kenyamanan bersama. Berbekal dari banyak hal yang tahun lalu ditiadakan, kemudian di tahun ini diadakan sesuai dengan protokol agar kebiasaan baik saat ramadan tidak hilang.
Ramadan tahun lalu adalah ramadan pertama dengan kebiasaan baru seperti #DiRumahSaja akan lebih aman untuk kita dan orang yang kita sayangi, work from home jika memungkinkan. Bisa jadi hal tersebut adalah nikmat yang diidamkan untuk beberapa orang. Ramadan tahun lalu adalah momen dimana kita yang biasanya tidak pernah di rumah, menjadi sering di rumah. Momen dimana kita menjadi lebih dekat dengan keluarga, merindukan hal sederhana yang sebelumnya kita rasa tidak ada, dimana kita bisa bahagia dengan hal-hal yang tidak terduga. Dan momen dimana itu menjadi titik balik kita bisa keluar dari zona nyaman dan mencari banyak kesempatan baru yang sebelumnya tidak terpikirkan bahkan terlewatkan. Banyak hal yang kita pelajari dari ramadan tahun lalu, sehingga seharusnya banyak hal baik yang bisa diwujudkan tahun ini.
Dalam kondisi yang penuh ketidakpastian, sebaiknya kita tetap berpikir positif dan sabar. Karena dengan pikiran yang positif akan mendatangkan ribuan kebaikan untuk kita. Tentunya kita harus berserah diri dan tetap berupaya secara maksimal menghadapi pandemi ini. Jangan lupa tetap harus bersyukur karena kita masih bisa menyambut ramadan tahun ini dalam kondisi yang sehat, masih diberikan kesempatan untuk meningkatkan iman dan mendekatkan diri pada Allah SWT. Kisah untuk ramadan tahun ini semoga lebih baik dari sebelumnya.
Belajar dari tahun lalu, maka ramadan tahun ini akan lebih banyak rasa syukur yang muncul. Karena setiap nikmat bernafas dan kesempatan yang datang adalah atas kuasa-Nya. Semoga dengan tawakal dan rasa syukur dapat menjaga iman dan imun kita di ramadan tahun ini.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H