Lihat ke Halaman Asli

Diah Erna

penulis lugu

Sekolah, Pandemi Covid-19, dan Kantin

Diperbarui: 29 Maret 2020   05:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: Bangku kosong sekolah. (sumber: KOMPAS/DIDE SW)

Peta persebaran virus corona semakin meluas. Hingga Sabtu (28/03/2020) di Jawa Timur tercatat ada 11 lonjakan positif corona, berarti total orang yang positif terinfeksi virus corona 77 orang. 

Hal ini mengindikasikan bahwa pemberlakuan belajar, bekerja, beribadah di rumah atau banyaknya tagar #dirumahsaja masih belum terlaksana dengan baik.

Sebagai seorang guru, secara otomatis saya selalu aktif di media sosial yang menjadi penyambung komunikasi antara saya dengan para siswa. Tidak mudah menjalaninya, tetapi kami berupaya memaksimalkan semua media yang ada.

Aplikasi yang digunakan antara lain WhatsApp, telegram, google form, maupun email. Melalui aplikasi tersebut kami mengirim foto, video, diskusi tulis tentang soal-soal, dan sebagainya.  

Ada yang membuat saya trenyuh ketika ada beberapa siswa yang kebingungan mengirim tugas karena dia tidak memiliki android. Orang tuanya pun memiliki telepon genggam yang hanya bisa untuk telepon dan sms. 

Parahnya, kita tidak tahu hingga kapan masa pembelajaran di rumah ini akan berakhir. Ini merupakan pengalaman yang tidak akan terlupakan. Tentunya semua memori otak akan merekam kejadian luar biasa. Bagaimana corona mengubah dunia dengan segala aktivitasnya.

Namun, ada yang menarik tatkala saya pancing mereka meluapkan kerinduan untuk sekolah. Sederhana saja ternyata yang anak-anak pikirkan. Bahwa mereka hanya ingin bertemu dengan teman, bermain, berdebat, berselisih kemudian berbaikan yang kesemuanya tidak diperoleh ketika pembelajaran daring. 

Nggak enak, Bu belajar di rumah. Semua mikir sendiri. Ternyata, bosan juga terlalu lama online, Bu. Apalagi, saya sudah kangen kantin, Bu. Kapan kita masuk sekolah, Bu?

Dari sekian chat, yang paling banyak dibahas yaitu teman, keusilan, dan peringkat pertama adalah kantin. Ya, kantin merupakan tempat yang paling dirindukan anak-anak. 

Betapa mereka merindukan bakpao, kue coklat, nugget jawa, cilok, ataupun jajanan lain yang murah meriah sekaligus mengenyangkan. Ya, kantin sangat dirindukan karena di sanalah mereka mendapatkan kebebasan berekspresi daripada di kelas. 

Maksud saya, di kantin mereka bebas makan, bicara, bergurau dengan bahasa mereka tentunya. Jika di kelas tentu ada beberapa aturan, misalnya ketika pelajaran bahasa Inggris tentunya mereka berbahasa Inggris.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline