Lihat ke Halaman Asli

Reaktualisasi Ajaran yang Terkandung dalam Rangkaian Upacara Galungan di Tengah Pandemi Covid-19

Diperbarui: 10 November 2021   07:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pandemi Covid-19 sudah tidak asing lagi kita dengar. Virus corona ini telah tersebar di seluruh dunia termasuk Indonesia. Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru ditemukan.  Virus baru dan penyakit yang disebabkannya ini tidak dikenal sebelum mulainya wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember 2019. Covid-19 ini sekarang menjadi sebuah pandemi yang terjadi di banyak negara di seluruh dunia termasuk Indonesia.Hingga kini kita masih bergelut dengan Pandemi Covid-19.

Namun, kasus yang terkonfirmasi masih saja mengalami peningkatan. Kita belum mampu memutus rantai penularannya. Padahal pemerintah kita telah  melakukan berbagai upaya, seperti melakukan PSBB(Pembatasan Sosial Berskala Besar), sosialisasi protokol kesehatan berkelanjutan,PPKM (Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat),hingga sanksi bagi pelanggarnya. Pemerintah juga berupaya mengatasi dampak-dampak yang timbul pada masa pandemi Covid-19 ini.

Bali sebagai daerah  yang kental dengan budaya,adat istiadat dan tradisi, kegiatannya pun sempat berhenti.Mayoritas dari masyarakat Bali yaitu beragama Hindu yang tentunya memiliki berbagai upacara keagamaaan,namun karena dimasa pandemi seperti ini kita dituntut untuk membatasi kegiatan luar rumah. Tetapi disisi lain kita harus tetap produktif untuk menjalankan aktivitas. 

Hal inilah yang menjadi dilema, mengingat tidak ada kepastian kapan pandemi Covid-19 ini akan berakhir. Tentunya kita tidak bisa hanya menunggu. Harus ada partisipasi aktif dari masyarakat dalam membantu pemerintah mengatasi dilema yang muncul akibat pandemi Covid-19 ini.

Lalu bagaimana cara agar kita tetap bisa melakukan rangkaian upacara keagamaan dimasa pandemi? Salah satu caranya yaitu dengan mengikuti dan mematuhi protokol kesehatan yang dianjurkan oleh Pemerintah.

 Untuk bisa menghadapi tantangan dan rintangan kehidupan, sejatinya kita telah diwarisi nilai-nilai yang bisa dipedomani oleh para leluhur kita. Seperti mayoritas masyarakat Bali yang memeluk agama Hindu dan memegang teguh keyakinan serta nilai-nilai yang diwarisinya secara turun temurun.Galungan merupakan salah satu upacara masyarakat Hindu,yang mana memiliki beberapa rangkaian,diantaranya yaitu:

1.Tumpek Wariga

Ini merupakan rangkaian awal untuk melaksanakan upacara Galungan,yang dilaknakan setiap enam bulan sekali,yang jatuh  pada Saniscara Kliwon Wuku Wariga.Adapun tujuan dari tumpek wariga yaitu berupa rasa syukur umat Hindu atas isi bumi atau alam yang ditujukan kepada Dewa Sangkara sebagai dewa penguasa kesubuhan semua tumbuhan

2.Sugihan Jawa 

Ini merupakan tahapan setelah tumpek wariga ,yang jatuh pada Wrhaspati Wage Wuku Sungsang.Sugihan Jawa ini memiliki makna untuk melakukan pembersihan makrokosmos atau Bhuana Agung (alam semesta)

3.Sugihan Bali

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline