Akhir-akhir ini, jika saya mudik ke Solo, saya sering mencari Selat Solo. Kuliner khas Solo yang satu ini memang sebelumnya jarang saya lirik. Dan saya merasa bersalah karena pernah mengabaikannya. Hehe.
Iya, sebelumnya, saya lebih suka berburu kuliner Solo yang lain, seperti Nasi Liwet, Thengkleng, Timlo, Bakso Solo, Gudeg Solo, atau jajanan khas Solo seperti Intip, Ampyang, Srabi Notosuman, Jenang Gulo, Wajik, dan lain-lain.
Namun karena tetangga bulik saya di Solo berjualan Selat Solo, saya jadi kepingin mencicipinya. Lalu bulik juga mengatakan bahwa beliau dan anaknya (sepupu saya) bisa bikin Selat Solo yang enak. Wah, saya jadi kepingin incip juga.
Dan ternyata Selat Solo bikinan mereka beneran enak, enggak kalah sama Selat Solo yang di resto atau yang disajikan di acara-acara tertentu. Saya jadi merasa bersalah karena dulu-dulu enggak begitu merespon tawaran bulik untuk menyantap salah satu kuliner khas Solo ini.
Ya, saya enggak begitu akrab dengan Selat Solo karena dulu waktu saya kecil, seingat saya ibu enggak pernah memasaknya. Mungkin karena Selat Solo ini bukan makanan pokok yang ada nasinya, gitu. Karena kami dengan keterbatasan ekonomi saat itu, jarang membuat makanan "yang aneh-aneh" di luar makanan pokok.
Apa Itu Selat Solo?
Bagi yang belum tahu, Selat Solo adalah salah satu kuliner khas Solo, Jawa Tengah, yang dari tampilannya bukan seperti masakan Jawa. Karena kuliner yang berbahan pindang telur, semur daging sapi, dan sayur-sayuran yaitu kentang goreng, wortel dan buncis rebus, mentimun, tomat, dan daun selada ini memang merupakan kuliner dengan pengaruh budaya Belanda. Dan konon, Selat Solo yang bercita rasa khas dan sangat lezat ini dulu terkenal sebagai hidangan para raja.
Jadi wajar kalau saya yang dulu berlatar belakang ekonomi pas-pasan enggak akrab dengan kuliner ini, ya. Hehe. Tapi sekarang, Selat Solo bukan hanya hidangan para raja, dong. Siapapun bisa menikmatinya dan atau membuatnya sendiri.
Dalam artikel ini saya tidak menyertakan bahan-bahan lengkap dan cara memasak Selat Solo, ya. Teman-teman bisa mencari infonya di Google atau YouTube, tentu saja. Nah, yang perlu diketahui, Selat Solo ini menjadi kuliner khas Solo yang istimewa karena bahannya lumayan banyak, dan bumbu atau rempah-rempahnya juga berlimpah.
Hal ini tentu pengaruh dari masa lalu, dimana nenek moyang kita dan juga (mungkin) Belanda mengeksplorasi kekayaan alam Indonesia. Sumber daya alam dan rempah-rempah yang melimpah dari negeri kita ini, tentu dimanfaatkan sebaik mungkin termasuk dalam bidang kuliner.