Lihat ke Halaman Asli

Diah Ayu Chairani

Diah Ayu Chairani

Mengenal Tradisi Gigi Runcing ala Suku Mentawai yang Jadi Lambang Kecantikan

Diperbarui: 24 November 2022   23:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: adira.co.id

Cantik, setiap orang punya definisi masing-masing untuk istilah ini. Biasanya cantik lebih dekat dengan kaum perempuan. Meski setiap orang punya standar kecantikannya masing-masing, namun faktor lingkungan juga ikut berperan di dalamnya. 

Jika saat ini kita mengenal istilah cantik diibaratkan dengan tubuh yang jenjang, kulit putih, bulu mata yang lentik dan sederet standar lainnya. Masyarakat Mentawai juga punya standar kecantikan yang berbeda, lho. 

Sebelum membahas lebih jauh, mari kita kenalan dengan suku Mentawai. Kabupaten kepulauan Mentawai, merupakan salah satu daerah di Provinsi Sumatera Barat. Kepulauan Mentawai dikenal dengan kekayaan alam bahari yang sungguh indah.

 Menurut J.R. Logan(Coronoese, 1986: 2-3), orang Mentawai adalah orang yang berperawakan menarik, warna kulitnya coklat kekuning-kuningan, jarang ditemukan cacat fisik, sebab mereka hidup menurut keadaan sesungguhnya dari alam (hasil seleksi natural). 

Sumber: Genpi.com

Seperti daerah lainnya di Indonesia, Mentawai juga punya beragam kearifan lokal dan budaya yang unik dan menarik. Salah satunya adalah 'tradisi gigi runcing'. Tradisi ini dilakukan oleh perempuan suku Mentawai yang sudah dewasa, dan bertujuan untuk kecantikan, lho. Dalam masyarakat Mentawai standar kecantikan seorang perempuan diukur dari telinganya yang panjang, tubuh yang dihiasi tati/tato dan giginya yang runcing. 

Untuk memenuhi standar kecantikan ini para perempuan harus melewati proses kerik dan meruncingkan gigi dengan alat tradisional. Berbeda dengan peralatan modern, perempuan Mentawai yang akan mengikuti tradisi ini akan melakukan proses peruncingan menggunakan alat yang terbuat dari besi atau kayu yang sudah diasah. 

Kalau kamu membayangkan akan ada obat bius untuk pereda sakit, jawabannya adalah tidak. Para perempuan yang melakukan proses peruncingan gigi harus menahan sakit karena tidak diberikan obat bius terlebih dahulu. Gigi yang selesai di runcingkan akan terlihat seperti bentuk segitiga. 

Sumber: Phinemo.com

Masyarakat Mentawai percaya bahwa gigi yang runcing menandakan perempuan yang dewasa serta dapat memberikan kebahagiaan dan kedamaian untuk kehidupan selanjutnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline