Lihat ke Halaman Asli

Diah Ayu Wulandari

Mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Airlangga

Pentingnya Komunikasi Terapeutik oleh Perawat pada Lansia Pengidap Stroke

Diperbarui: 22 Desember 2024   19:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

perrawat yang sedang bertugas merawat lansia (sumber: iStock)

Stroke menjadi penyebab disabilitas nomor satu dan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung, akan tetapi sekitar 90% kasus stroke sebenarnya dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risiko seperti hipertensi, merokok, diet tidak seimbang, kurang aktivitas fisik, diabetes, dan fibrilasi atrium (Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, 2023).

Penyakit stroke tidak hanya berdampak pada fisik, tetapi juga emosional dan psikologis pasien. Salah satu masalah psikologis yang dialami pasien stroke adalah ketidakberdayaan (Dora et al., 2019). Para pasien stroke sering menghadapi kesulitan dalam berbicara, memahami orang lain, atau bahkan mengungkapkan kebutuhan mereka. Di sinilah komunikasi terapeutik memainkan peran penting. Komunikasi terapeutik dari perawat diharapkan dapat menumbuhkan motivasi untuk sembuh dan menghilangkan rasa tidak berdaya pada pasien stroke (Dora et al., 2019).

Menurut (Priyanto.A, 2009) komunikasi tidak hanya sekedar alat untuk berbicara dengan klien namun komunikasi antar perawat dan klien memiliki hubungan terapeutik yang bertujuan untuk kesembuhan klien. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan oleh perawat dan tenaga kesehatan lain yang direncanakan dan berfokus pada kesembuhan pasien. Komunikasi terapeutik bukan pekerjaan yang bisa dikesampingkan, tetapi harus direncanakan, disengaja, dan merupakan tindakan profesional.

Komunikasi berperan begitu penting pada pasien pengidap gangguan stroke dikarenakan para pasien lansia ini menghadapi beberapa tantangan seperti kesulitan untuk berkomunikasi secara verbal, kondisi emosional yang kurang stabil, dan kebutuhan akan dukungan psikologis. Kondisi yang dialami pasien stroke membuat pasien stroke membutuhkan bantuan orang lain. Penderita stroke tidak hanya membutuhkan bantuan fisik, tetapi juga bantuan psikologis dan spiritual agar dapat menerima kondisinya dan menjalani kehidupan (Agustiani et al., 2023). Komunikasi terapeutik memungkinkan perawat untuk memberikan dukungan psikologis, membangun kepercayaan, dan meningkatkan motivasi pasien dalam proses pemulihan.

Pelaksanaan komunikasi terapeutik terdiri dari empat tahapan yaitu:

1. Tahap Persiapan/ Tahap Pra interaksi

Pada tahap ini perawat:

a. Mengeksplorasi perasaan, harapan dan kecemasan diri sendiri.

b. Menganalisis kekuatan dan kelemahan diri perawat sendiri.

c. Mengumpulkan data tentang klien

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline