Lihat ke Halaman Asli

Diah Ayu Asmaraning

Duta GenRe Intelegensia D.I.Yogyakarta 2023, Mahasiswi UGM

MELANCONG BIOHOMY: Melangkah Cepat Mendorong Inovasi BIOHOMY Melalui Optimalisasi Limbah Domestik sebagai Pemanfaatan Energi Berkelanjutan

Diperbarui: 10 Februari 2024   20:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Berjaya bukan hanya di laut,

Melainkan menguasai semuanya,

Udara, tanah, air,

Dan segenap isi kotaran perut pulau-pulau ini,

Kita jadikan semuanya bernilai guna...

***

Limbah adalah material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses penggunaan atau kegiatan. Salah satu dari sekian banyak jenis limbah yaitu limbah domestik yang berasal dari rumah tangga. Limbah domestik umumnya berwujud cair dengan sifatnya yang selalu berpindah mengikuti suatu ruang. Sumber limbah ini ialah dari aktivitas rutin masyarakat, seperti mencuci baju, mandi, hingga sisa kotoran manusia. Contoh limbah domestik ialah air detergen, air sabun, dan air tinja.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam Laporan Statistik Lingkungan Hidup Indonesia 2020 melaporkan bahwa sebanyak 57,42% atau separuh rumah tangga di Indonesia membuang air limbah mandi, cuci, dan limbah dapur ke got/selokan/sungai. Dampak terburuk dari peristiwa tersebut ialah dapat tercemarnya lingkungan dan rusaknya ekosistem perairan. Belum lagi munculnya dampak lain seperti turunnya jumlah oksigen di dalam air, terganggunya kesuburan tanah, hingga yang paling mengerikan ialah dapat memberikan dampak pada kesehatan manusia seperti diare hingga demam berdarah.

Berdasarkan permasalahan tersebut, sangat perlu dilakukan pengendalian dan langkah tepat melindungi lingkungan dari limbah domestik yang dibuang begitu saja. Salah satu upaya yang dapat dilakukan ialah melalui teknologi anaerobic digestion, sebuah proses penguraian bahan organik oleh mikroorganisme pada kondisi tanpa oksigen dalam menghasilkan gas metan. Wujud teknologi tersebut dapat berupa BIOHOMY.

BIOHOMY merupakan alat biogas portabel yang dilengkapi dengan kaki roda  yang dapat dilipat dan dirancang dengan bentuk proporsional sebagai jawaban dalam mengatasi maraknya pencemaran lingkungan akibat limbah domestik, tepatnya sisa kotoran manusia. BIOHOMY terdiri dari bagian digester yang terbuat dari drum plastik HDPE (High Density Polyethylene) berukuran 120 L sebagai penampung sampah organik. Pada bagian kaki, alat ini dilengkapi dengan empat buah roda sebagai penggerak. Biogas portabel ini menggunakan digester berjenis floating drum yang memiliki keunggulan yaitu pengguna dapat melihat secara langsung volume gas yang tersimpan pada drum secara aktual. Energi yang dihasilkan dari biogas ini didapatkan dari proses fermentasi anaerob yaitu menggunakan bakteri yang akan mengurai bahan organik pada sampah menjadi gas metana siap pakai.

Berdasarkan fermentasi  limbah rumah tangga yang telah dilakukan pada reaktor biogas, maka diketahui waktu optimal yang diperlukan kurang lebih lima puluh hari. Volume biogas mulai terbentuk pada hari ke empat, puncak pertumbuhan biogas maksimum pada hari ke-30, dan pertumbuhan biogas yang tidak produktif lagi yaitu pada hari ke lima puluh. Jumlah biogas masih dapat dihasilkan pada hari terakhir tersebut namun sudah sedikit sehingga proses dapat dihentikan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline