Lihat ke Halaman Asli

Diah AyuSapitri

mahasiswi aktif

Setengah Rasa Untuk Dia

Diperbarui: 5 Desember 2021   16:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Setengah Rasa Untuk Dia

Dahulu aku menemukan sesosok laki laki dengan wajah tampan, bersih, tubuhnya berisi, dan seperti nya baik hati. Waktu itu aku sedang berjalan di koridor sekolah. Tiba tiba, ada dia sedang duduk dengan teman-temannya. Dengan percaya diri aku melewati depan dia dan teman-temannya. Sesampainya depan dia, teman- temannya menyorakiku dengan sebutan 'Perempuan lugu'. Disitu aku tidak bisa balas dengan kata-kata apapun, aku hanya bisa mengeluarkan air mata. Aku pun langsung bergegas ke kelas.

Sesampainya di kelas, aku tetap saja menangis karena sakit hatinya di bilang 'perempuan lugu' dan temanku memanggilku "eh clara ada yang mau ketemu kamu tuh di depan kelas" aku pun langsung mengahapus air mata, dan menghampirinya. Tiba-tiba dia yang datang ke kelasku, ya dia rega si laki-laki dengan wajah tampan,bersih, dan menawan.

 "Aku minta maaf atas perlakuan teman-temanku tadi" Ucapnya

"Iya tidak apa-apa kok"

"Oke, lain kali tidak usah cengeng lagi, alay" sambil meninggalkanku.

Deg, hatiku sangat sakit saat dia berkata begitu kepadaku. Tidak punya hati sekali laki-laki sepertimu, sudah dimaafkan tapi masih bilang aku cengeng! Percuma kau menawan tapi kau tak punya hati!!

"teng teng teng" Akhirnya bel masuk pun berbunyi. Aku beregegas masuk kelas dan mengikuti kegitan belajar mengajar seperti biasa. Tapi hatiku resah, pikiranku kacau, tidak semangat untuk belajar, dan badanku pun lemas.

"teng teng teng" bel pulang pun berbunyi pada pukul 15:00. Aku langsung bergegas membereskan buku-bukuku yang di meja dan memasukannya dalam tas. Aku pun cepat-cepat turun tangga ingin segera pulang. Sesudah turun dari tangga, ada dia dan teman-temannya sedang berbincang-bincang santai. Sebenarnya aku tidak ingin melewatinya lagi, tetapi jalan utama keluar hanya itu. Dengan terpaksa akupun melewatinya dengan menundukkan kepala. Tiba-tiba salah satu dari temannya memanggilku "Claraaaaaa"

entah dia tahu namaku darimana. Aku menengok kearah yang memanggilku

"iya ada apa?" ucapku

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline