Lihat ke Halaman Asli

Diah Asih Sukesi

Hobby Menulis, Travelling, Masak jika mau

Buta Warna Pemicu Asa dan Cita-cita

Diperbarui: 13 Januari 2022   23:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri/desain oleh penulis

Buta Warna Sebagai Peraih Asa dan Cita-Cita

Andi bukan nama sebenarnya terguguk sedih di pojok rumahnya, dia baru saja dimarahi oleh ayahnya, karena dia tidak berhasil mengambil baju yang diminta oleh ayahnya, ayahnya minta baju warna biru tetapi yang diambil warna berbeda. Kata2 bodoh selalu terlontar dari mulut sang ayah. 

Kejadian ini diterimanya puluhan tahun sejak usia lima tahun hingga sma kelas dua, dan baru disadari ketika kelas dua ada materi tentang biologi dimana pasangan yang buta warna belum tentu menhasilkan keturunan yang buta warna juga. Dari situ , Andi baru tahu kalau dia mengalami cacat bawaan atau genetik.

Tetapi dengan semangat juang Andi untuk menjadi kebanggaan orang tua dia belajar sungguh2 dan akhirnya menjadi asn di sebuah kementrian dan jurusan kuliahnya adalah bidang hitung2 yang tak ada hubungan sama sekali dengan warna.

Kita tak tahu ada berapa Andi yang mengalami buliyan yang bertubi-tubi mendera fisik dan bathinnya , karena dia buta warna sehingga tidak bisa membedakan warna yang ada di depan matanya.

Kenali arti buta warna pada setiap anak.

Buta warna dapat kita identifikasi sejak dini, ketika kita kenalkan anak-anak dengan tebak warna primer yaitu Merah, Biru, Kuning, kemudian perpaduan warna primer menjadi warna sekunder yaitu ungu, oranye, hijau , selanjutnya kita padukan lagi warna sekunder menjadi tersier, akhirnya kita dapat merekomendasikan anak ke dokter jika anak kita tak mampu menebaknya. Karena jenis buta warnapun bermacam-macam yaitu buta warna total dan buta warna parsial. 

Untuk lebih validnya kita ajak anak kita untuk cek kondisi buta warnanya karena disana ada berbagai warna yang ditengahnya ada bentuk angka, jika anak tersebut buta warna maka angka tersebut tak dapat ditebak, dan dokter akan bisa menjelaskan kondisi buta warna anak tersebut.

Ada alat untuk deteksi dini seseorang buta warna atau tidak dengan mengikuti tes  ishihara yaitu   test yang digunakan untuk menguji tingkat persepsi warna pada penderita buta warna merah hijau. Dinamakan test ishihara karena ditemukan dan di desain oleh Dr. Shinobu ishihara, seorang profesor dari University of Tokyo pada tahun 1917.

Ternyata buta warna merupakan suatu kondisi di mana sel kerucut dalam retina mata seseorang tidak mampu menangkap spektrum warna . Buta warna juga bisa dibagi menjadi tiga jenis, yaitu

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline