Belajar Dari Tema Sederhana Tetapi Sarat Makna
Hari ini sekolah mulai melakukan pembelajaran tatap muka , semua sudah siap dari orang tua, anak-anak hingga guru kelas mulai bersiap diri, sekolah mulai ramai dengan suara riuh tawa dan canda anak2 walau mereka belajar masih terbatas dan dengan waktu yang juga terbatas tetapi mereka merasa bahagia karena bertemu guru dan teman-teman ,orang tua juga mulai bisa beristirahat sejenak untuk menjadi guru dadakan bagi anak-anaknya.
Ketika penulis melakukan pengamatan di beberapa sekolah ada beberapa hal unik dan menarik dari hal-hal yang diterapkan ketika pembelajaran tatap muka.
Ada salah satu kisah ketika berkunjung di salah satu SD terdekat dengan kantor dinas setempat, ketika penulis masuk dan mulai melakukan dokumentasi dengan memotret atau merekam tampak terlihat canggung dari salah satu guru matematika sampai2 tangannya terlihat gemetar, ketika dikonfirmasi dia merasa sudah terlalu lama dan canggung mengajar di depan kelas. Sedangkan bagi siswa ketika penulis mengajukan yel2 dan beberapa pertanyaan tanggapan siswa begitu lambat dan interaksinya juga tidak begiti cepat, ternyata efel di rumah kelamaan mempengaruhi kinerja guru dan siswa.
Tetapi ketika berkunjung ke sekolah lain ada salah satu guru yang mengajar dengan tema sederhana tetapi sarat makna dan melibatkan orang tua salah satunya adalah menjadi orang yang bermanfaat disesuaikan dengan tema2 yang berada di sekitar kita antara lain yaitu tema memasak, tema menjaga adik,tema membersihkan rumah , tema berkebun bersama ayah dan tema menjemur pakaian. Jumlah anak di kelas terdiri atas 15 anak maka anak2 dibagi menjadi 5 kelompok dengan lima tema jadi masing-masing kelompok mendapatkan 3 anak.
Ketika saat pembelajaran tatap muka ditetapkan beberapa pertanyaan yang sama antara lain :
Mengapa kelompok kalian memilih tema ini?
Apa judul tema yang akan kami ceritakan?
Siapa saja yang akan terlibat dan peran apa yang kamu pilih?
Berapa lama kalian menyelesaikan kegiatan tersebut?
-