Lihat ke Halaman Asli

Diah Asih Sukesi

Hobby Menulis, Travelling, Masak jika mau

Pembelajaran Tatap Muka Sesuai Kompetensi Anak

Diperbarui: 22 Oktober 2021   17:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembelajaran Tatap Muka Sesuai Kompetensi Anak/Ilustrasi pribadi

Pemerintah mulai menggulirkan kebijakan tatap muka pada masa pandemi ini, karena dirasakan berbagai keluhan dari berbagai pihak walau dalam pengamatan beberapa bulan ini pandemi covid belum terlihat mengalami penurunan.

Ketika penulis berperan sebagai orang tua sangat antusias dalam menyambut pembelajaran tatap muka walau ada beberapa hal yang perlu disiapkan baik dari sisi orang tua dan pihak sekolah. 

Kita terkadang masih fokus pada protokol kesehatan tetapi ada yang lebih penting, apakah pola pembelajarannya masih sama yaitu membahas KI atau kompetensi Inti atau KD ( Kompetensj Dasar), padahal saat pandemi sebagai orang tua banyak yang harus dibenahi dalam kegiatan dan proses pembelajaran saat ini.

Pendidikan kita masih bersifat teori dan belum tersinkronisasi dengan dunia nyata dan berbasis pada kebutuhan anak.

Contoh selama pandemi berapa banyak sekolah yang mendata kemampuan lifeskill anak. Pada umumnya mereka hanya mendata kemampuan anak dari pembelajaran normal yang sering dilakukan.

Pembelajaran daring yang selama ini dilakukan banyak memgalami kendala disana sini dari mulai keterbatasan jaringan, sarana prasarana, kompetensi guru hingga keterbatasan orang tua dalam mendampingi anak dalam menunaikan tugas yang diberikan kepada anak-anak kita.

Anak-anak kita pasti sangat siap untuk melakukan tatap muka walau terbatas tetapi siapkah pemerintah untuk merubah pola kompetensi yang akan diajarkan oleh siswa, idealnya belajar dari pandemi kita sebagai pendidik mulai belajar untuk mengajarkan anak-anak kompetensi lifeskill yang memang dibutuhkan anak-anak di masa depan.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan :

  1. Pemerintah mulai merancang kurikulum  yang berangkat dari kompetensi anak dan sesuai dengan kebutuhan anak pada tiap jenjangnya.

  2. Pendidikan juga harus memberikan perubahan baik pada diri individu dan lingkungannya sehingga kegiatan pembelajaran harus memberikan dampak ekonomi, sosial atau  psikologis bagi sekitarnya.

  3. Pembelajaran harus berbasis dunia nyata atau sekitar sehingga peserta didik mampu mencernanya dengan mudah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline