Lihat ke Halaman Asli

Penerus Bangsa, "Ngelem"

Diperbarui: 24 Juni 2015   12:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13710021531964413527

Penerus Bangsa,"Ngelem"

Kira-kira kegiatan apa yang cocok untuk anak usia untuk anak usia SD? bermain, belajar dan mendapatkan contoh yang baik dari lingkungan sekitarnya, tapi apa jadinya jika di usia yang sangat dini itu mereka telah dikenalkan dengan “ngelem”“ngelem”yang saya maksud di sini bukanlah kegiatan merekatkan dua benda yang terpisah tapi ini adalah istilah yang sering dipakai oleh para anak jalanan. “Ngelem” atau yang biasa  disebut mabuk lem ini kini bukan saja dicandu oleh para anak jalanan berusia dewasa tapi sudah mulai dicandu anak seusai SD, kisaran umur 7 – 9 tahun. Sangat memprihatinkan bukan? Melihat anak seusia adik, keponakan atau bahkan anak kita yang telah terjebak dalam                kegiatan berbahaya ini.

Seberapa bahayakah mabuk lem ini? Di dalam lem (aibon), lem yang biasa mereka gunakan untuk mabuk lem terkandung zat-zat kimia yang sangat berbahaya, seperti toluena. Apa itu toluena? Toluena adalah pelarut yang mudah masuk ke kulit/mudah dihirup yang berdampak merusak sistem saraf, paru-paru, ginjal, jantung, hati dan sistem tulang dan berakibat kematian.Walaupun hanya dihirup sekali tapi jika si pecandu menghirup melewati ambang batas toleransi tubuh, ia akan mati mendadak. Efek jangka pendek yang dapat dirasakan pemakai adalah mual, muntah hebat, dehidrasi hingga hilang kesadaran. Meskipun “ngelem” bukanlah kegiatan yang dapat ditindak pidana seperti narkoba atau miras tapi mabuk lem memberikan dampak yang tidak main-main bagi pecandunya.

Sungguh miris melihat anak-anak ini, mereka telah terjerumus dalam kegiatan yang mereka tidak tahu zat berbahaya apa yang terkandung di dalam benda yang mereka hirup. Mereka tidak tahu pasti dampak dari mabuk murah ini. Lalu siapa yang akan peduli dengan mereka? Ini adalah tugas tambahan untuk pemerintah, menyelamatkan penerus bangsa, memberi masa depan yang cerah untuk Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline