Lihat ke Halaman Asli

Dee Ahmad

HADIR MEMBERI ARTI

Puisi | Tetes Kerinduan

Diperbarui: 23 Maret 2020   09:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lalu ... air mata ini pun runtuh membasahi sepucuk surat lusuh. Tertulis namaku dengan indah di sana namun aksaranya seperti tak bernyawa, dingin, mati tak berarti.

Tangisku membuncah begitu rupa, merepih keheningan suasana duka sembari melagukan kidung kesedihan menyayat rasa. Sungguh ... aku tak berdaya. Jemari ini kini seolah membeku, tak ada lagi sentuhan hangat jemarimu menemani hari-hariku.

Tubuhku limbung sebelum tumbang, pikirku melayang membelah kenangan. Seribu tanya menghujam isi kepala, perih rasa menghunus batin yang luka. Kau tak kutemukan lagi di sini, menguap melayang menuju nirwana.Meninggalkan jejak-jejak kerinduan pada cinta, kasih dan sayang.

Rendevouz Rindu, 25 Juli 2018




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline