Lihat ke Halaman Asli

Diah Wulandari

Urban Regional Planning'20

Peran Ildefons Cerda dalam Perencanaan Kota

Diperbarui: 13 Juli 2023   11:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Asal-usul perbaikin kota yang komprehensif melalui perencanaan fisik di industri Eropa biasanya dikaitkan dengan beberapa karya tokoh perencana, seperti Georges Haussmann dalam perencanaan Prefek Seine (perencanaan distrik administratif yang mencakup Paris) dari tahun 1853 hingga 1870, dan Ildefons Cerd, seorang insinyur sipil, perencana sekaligus politisi Catalan yang menyusun perluasan dan reformasi Kota Barcelona pada tahun 1859. 

Perluasan serta reformasi Kota Barcelona ini dilakukan karena pada masa Kekaisaran Romawi Kota Barcelona dibangun dengan dikelilingi oleh tembok khas benteng Romawi yang tegak lurus yang melintasi utara-selatan dan timur-barat. Kemudian pada abad ke-15, dinding-dinding Kota Barcelona terus mengalami perluasan hingga menjadi rectangular cities. 

Perubahan ini pada akhirnya mengakibatkan perubahan struktur kota, tingkat kepadatan penduduk yang tinggi serta pola jalan yang tidak teratur. Hal ini yang menempatkan Kota Barcelona pada permasalahan kondisi kehidupan kota yang semakin tidak sehat. Berawal dari permasalahan ini, Pemerintah Spanyol pada tahun 1854 memberikan izin untuk merobohkan tembok kota sekaligus ingin merencanakan perluasan kota.

Perencanaan perluasan Kota Barcelona ini kemudian menarik perhatian seorang insinyur sipil, Ildefons Cerd. Pada saat itu Cerd mengusulkan untuk menyatukan kota tua Barcelona (Distrik Ciutat Viella) dengan sejumlah kota kecil dan desa yang mengelilinginya. Dalam perencanaan perluasan dan reformasi Kota Barcelona, Cerd menekankan pada infrastruktur sebagai objek utama dari perencanaan dan sarana realisasinya. 

Pelaksanaan survei yang dilakukan oleh Cerd saat perluasaan Kota Barcelona berbeda dengan yang dilakukan oleh Haussmann, yang mana ia lebih 'berani' atau lebih komprehensif, mencakup berbagai kondisi di luar aspek topografi, seperti aspek sosial, demografi, perumahan, ekonomi, kesehatan masyarakat, dan kondisi lingkungan Kota Barcelona. Berdasarkan aspek-aspek inilah Cerd mendasarkan proposal perencanaannya. Cerd juga mendasarkan perencanaan perluasan serta reformasi Kota Barcelona pada sistem sirkulasi dan stormwater (air limpasan hujan yang tidak terserap oleh tanah), serta menyediakan persimpangan transportasi multi-level. 

Setelah mengamati sekaligus mempelajari kota serta penduduk setempat, Cerd mengusulkan untuk membuat jalan kota dengan pola grid, yang mana pola jalan ini nantinya merupakan jalan-jalan yang panjang dan lebar dengan memotong blok-blok untuk memudahkan transportasi dan navigasi. Dengan menerapkan pola jalan grid tersebut diharapkan mampu memberikan sirkulasi udara yang lebih besar di jalan-jalan. Demi terwujudnya perencanaan perluasaan Kota Barcelona yang telah ia rencanakan, Cerd mempelajari studi desain perkotaan untuk penataan perumahan dan bangunan lain di blok yang mengintegrasikan ruang publik terbuka ke dalam setiap blok.

Apabila ditinjau dari wilayah di luar tembok Kota Barcelona yang diruntuhkan, Cerd memiliki rencana membangun lapangan hijau yang memproyeksikan jalan-jalan di lahan pertanian yang sebagian besar produktivitasnya rendah. Cerd juga menyediakan infrastruktur lain seperti taman dan alun-alun, trotoar, kebun, rumah sakit, pasar, jalan dan rel, prasarana pemasok air, dan saluran pembuangan. Berdasarkan ide perencanaan ini, konsep perencanaan kota modern yang kemprehensif mulai terbentuk berdasarkan survei sosial dan lingkungan serta penyediaan infrastruktur yang jelas.

Perencanaan yang dilakukan oleh Cerd dimungkinkan dengan munculnya industri di Kota Barcelona. Kehadiran industri ini menciptakan kelas borjuis (kelas sosial masyarakat dari golongan menengah ke atas), dan kelas atas yang ingin menempati Kota Barcelona. Karena dengan adanya industri ini mampu mendukung pertumbuhan baru untuk perumahan dan lahan industri. Perencanaan Cerd ini mampu menangani berbagai perubahan yang terjadi di Kota Barcelona seperti pertumbuhan pesat ekspansi industri Barcelona dari tahun 1860 hingga 1930, pertumbuhan dan perubahan populasi serta ekonomi.

Konsep perencanaan Cerd ini awalnya didesain untuk meningkatkan kesehatan masyarakat sekitar yang pada saat itu dalam keadaan buruk yang diakibatkan oleh kurangnya ketersediaan ruang terbuka hijau. Cerd mengembangkan konsep perencanaan ini agar ruang terbuka hijau Kota Barcelona dapat dengan mudah dijangkau oleh masyarakat. Namun sering berjalannya waktu, lambat laun blok-blok di Kota Barcelona ini berubah fungsinya menjadi ruang privat. Hal ini tentunya menjadi bumerang bagi Kota Barcelona di era globalisasi, yang mana penggunaan mobil sebagai moda transportasi semakin meningkat dan ruang bagi pejalan kaki serta pengguna sepeda yang semakin sempit. Keadaan kota yang seperti ini menjadi sumber dari 1200 kematian yang ada di Kota Barcelona pada setiap tahunnya karena level nitrogen dioksida yang melebihi batas maksimum.

Penasehat dalam hal perencanaan perkotaan untuk Pemerintah Kota Barcelona, Janet Sanz kemudian memiliki inisiatif untuk menjadikan kota menjadi lebih ramah lingkungan. Berdasarkan permasalahan tersebut kemudian terciptalah sebuah program bertajuk 'superilles' atau konsep superblock. Konsep superblock merupakan gagasan pemerintah setempat untuk menyelesaikan permasalahan. Didesain oleh Salvador Rueda, konsep superblock ini sama sekali tidak mengubah pola jalan grid yang sebelumnya telah digagas oleh Cerd. Konsep ini memanfaatkan sembilan blok pada kota, kemudian bagian dari dalam sembilan blok ini akan ditutup aksesnya bagi kendaraan umum seperti truk, bus, dan mobil pribadi. Hanya mobil dengan keperluan yang mendesak yang diizinkan untuk masuk ke wilayah superblock. Selain itu ditetapkan juga peraturan terkait kecepatan kendaraan yang melewati superblock. Kendaraan harus menurunkan kecepatan kendaraannya hingga 10 km/jam. Di dalam Sembilan blok ini terdapat ruang terbuka baru yang ramah bagi pejalan kaki, pengguna sepeda, serta lingkungan. Konsep superblock pada jalan kota Barcelona ini mulai diterapkan pada tahun 2016 dan menyebabkan hadirnya ruang terbuka baru serta jalur pejalan kaki Kota Barcelona yang semakin meningkat. Sampai pada tahun 2019, Barcelona telah membangun enam superblock dan direncanakan ke depannya pemerintah setempat akan membangun lebih dari 500 kawasan serupa.

Perencanaan kota yang dilakukan Ildefons Cerd merupakan bagian dari reformasi serta perluasan perkotaan Kota Barcelona, yang mana pada awalnya Kota Barcelona dikelilingi oleh tembok-tembok khas benteng Romawi. Reformasi ini menjadi awal dari urbanisme modern di Kota Barcelona. Pada saat itu Ildefons Cerd sebagai seorang perencana berhasil mengatasi permasalahan yang terjadi di Kota Barcelona dengan blok-blok kota yang ia rancang. Sebagai seorang perencana, Cerd mendasarkan konsep perencanaan kotanya dari segi infrastruktur, sirkulasi, hingga persimpangan transportasi. Dalam melakukan surveinya, Ildefons Cerd memperhatikan aspek-aspek lain di luar topografi, seperti aspek sosial, demografi, perumahan, ekonomi, kesehatan masyarakat, dan kondisi lingkungan. Dengan melibatkan berbagai aspek ini, pada masanya perencanaan Kota Barcelona oleh Ildefons Cerd ini termasuk dalam perencanaan kota yang komprehensif dan berpandangan jauh ke depan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline