Dari berita media sosial peningkatan kasus demam berdarah (DBD), hingga 31 Januari 2019, setidaknya terjadi 15.132 kasus di seluruh Indonesia. Hal ini tidak hanya karena nyamuk tapi juga karena perilaku manusia sendiri. Apa sih DBD itu?
DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Dengue, ada empat virus dengue yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4. Jika sseorang telah terinfeksi satu virus maka dia akan kebal seumur hidupnya dengan jenis virus yang sama tapi tidak dengan tiga virus lain, bahkan jika kemudian dia terkena salah satu dari ketiganya dia akan mengalami masalah yang serius.
DBD juga disebabkan karena penularan melalui beberapa jenis nyamuk diantaranya nyamuk betina Aedes aegypti sebagai penular utama dan Aedes albopictus. Nyamuk ini kecil, memiliki sifat menghisap darah hingga kenyang, dan memiliki kemampuan terbang hingga 100m yang menyebabkan jangkauan penularannya lebih luar, gigitannya pun tidak terasa sakit. Dia akan sering mengigit pada waktu siang hari atau beberapa jam sebelum matahari terbenam.
DBD disebut juga dengan "bonebreak fever", karena penderita DBD akan mengalami nyeri hebat pada persendian dan otot. Selain itu penderita juga akan mengalami demam tiba-tiba dengan suhu tubuh mencapai 40oC, dengan suhu tersebut seseorang akan merasakan sakit kepala, terasa lemas jika berjalan bahkan memakai sandalpun susah. Ini akan terjadi selama 2-7 hari jika lebih dari itu maka kemungkinan bukan DBD.
Selain itu, terdapat bercak merah pada kulit seperti penyakit campak akibat pecahnya pembuluh kapiler, atau beberapa gejala serius seperti pendarahan, kebocoran pembuluh darah, dan rendahnya trombosit darah yang menyebabkan darah membeku. Gejala-gejala tersebut akan muncul 3-14hari setelah terkena virus dengue, namun gejala yang ditunjukkan setiap orang berbeda-beda, bisa juga ditandai dengan flu perut (muntah dan diare) jadi ketika terjadi gejala suhu badan naik drastis lebih baik segera ke dokter untuk observasi.
Hingga sekarang belum ditemukan vaksin untuk mencegah seseorang terkena virus dengue. Tetapi ada beberapa tindakan pencegahan setidaknya untuk melindungi atau meminimalisasi gigitan nyamuk. Diantaranya dengan mengosongkan wadah air yang terbuka untuk menyingkirkan habitat nyamuk DBD, menyemprotkan insektisida namun ini beresiko jika insektisida menempel pada air yang diam, memakai pakaian yang menutup kulit, mengunakan anti nyamuk, atau memakai kelambu saat istrahant untuk menghindari gigitan nyamuk. Jika terlanjur terkena virus dengue yang masih ringan maka seseorang akan pulih jika meminum cairan yang banyak( memperbanyak minum air putih).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H